Sabtu 31 Mar 2012 19:31 WIB

Tiga Bom Guncang Selatan Thailand, Sembilan Tewas

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Heri Ruslan
Petugas keamanan memeriksa bangkai mobil di lokasi ledakan di Kota Sungai Kolok, Provinsi Narathiwat, Thailand Selatan, Jumat (16/9).
Foto: AP
Petugas keamanan memeriksa bangkai mobil di lokasi ledakan di Kota Sungai Kolok, Provinsi Narathiwat, Thailand Selatan, Jumat (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand diguncang tiga serangan bom, Sabtu (31/3). Dalam insiden tersebut sembilan orang tewas. Bom juga melukai 100 lainnya.

Bom meledak di pusat kota Yala ketika siang hari, saat orang-orang sedang berbelanja. Sejumlah pertokoan dekat dengan lokasi bom terbakar. Motor dan mobil yang diparkir di sekitar lokasi hancur akibat ledakan yang kuat tersebut.

"Sembilan korban tewas dan 112 orang yang terluka sudah dibawa ke rumah sakit," ujar seorang perawat di unit gawat darurat rumah sakit Yala kepada AFP, Sabtu (31/3).

Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan 10 orang dalam kondisi kritis akibat luka bakar. Juru bicara militer di wilayah tersebut Kolonel Pramote Promin sebelumnya mengatakan, tujuh orang tewas dan lebih dari 70 orang terluka.

"Bom pertama adalah bom mobil. Sedangkan bom yang kedua dan ketiga adalah bom yang tersembunyi di sepeda motor," ujar Promin.

Seorang polisi Yala mengatakan, masing-masing bom meledak dengan jeda waktu 10 menit. Pasukan penjinak bom terlihat memeriksa puing mobil yang hancur di lokasi kejadian. Asap terlihat memenuhi jalanan.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang berkobar di sekitarnya. Petugas penyelamat membantu korban yang terluka. Mereka juga mencari korban terluka lainnya.

Terpisah, seorang polisi terluka dalam serangan bom sepeda motor di distrik Mae Lan dekat dengan Provinsi Pattani.

Insiden bom di Yala merupakan yang terburuk sejak serangan bom pada Januari tahun lalu yang menewaskan sembilan orang. Wilayah selatan Thailand yang berbatasan dengan Malaysia tersebut mengalami ketidakstabilan kondisi keamanan sejak 2004.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement