Sabtu 31 Mar 2012 22:19 WIB

Dua Suku Bentrok, 16 Orang Tewas

Konflik antar suku di Libya pasca Qaddafi (ilustrasi)
Konflik antar suku di Libya pasca Qaddafi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  TRIPOLI -- Setidaknya 16 orang tewas pada Sabtu dalam satu bentrokan antara suku Toubou dan Arab di daerah gurun Sabha di bagian selatan Libya, kata sumber-sumber lokal dan medis kepada AFP.

Seorang dokter di rumah sakit Sabha yang merawat para korban warga Arab mengatakan delapan orang tewas dan 50 lainnya cedera dalam pemberontakan antara dua kelompok itu Sabtu pagi dan sore. Satu sumber suku Toubou mengatakan delapan anggota mereka juga tewas.

"Kami tidak dapat tidur sejak kemarin. Suku Toubou menyerang Sabha pukul 3 pagi, dan mereka hampir menguasai kota itu. Seluruh penduduk mengangkat senjata untuk mempertahankan diri," kata dokter Abdelrahman al-Arish kepada AFP.

Adem al-Tebbawi, seorang pejabat lokal Toubou, menyatakan delapan orang tewas dan "beberapa orang cedera" di pihaknya.

Sumber-sumber lokal mengatakan para petempur Toubou telah didesak mundur beberapa kilometer ke arah selatan Sabha, melancarkan serangan balik Sabtu pagi dalam usaha untuk masuk kembali ke kota itu.

Suku-suku lain menuduh Toubou melibatkan para petempur asing dalam kelompok mereka terutama dari Chad tetangga Libya, satu tuduhan yang dibantah Toubou. "Kami menghormati gencatan senjata dan kami ingin melakukan rekonsiliasi tetapi suku-suku lain terutama Awled Suleiman - menghentikan serangan terhadap kami selama beberapa hari. pKami tidak memperoleh pasokan air dan listrik," katanya.

Pada Jumat, pemimin suku Toubou Issa Abel Majid Mansur menuduh suku Arab di Sabha menyerang satu pusat listrik yang menyalurkan aliran listrik ke beberapa bagian Libya selatan termasuk Qatrun dan Morzuk, dua daerah yang banyak dihuni warga Toubou.

Jaringan telekomunisi juga putus, kata Mansur dan menambahkan bahwa "beberapa" anggota sukunya tewas hari itu. Mantan aktivis oposisi itu juga menyerukan campur tangan internasional untuk menghentikan apa yang ia sebut "pembersihan etnik."

"Kami meminta PBB dan Uni Eropa melakukan campur tangan untuk menghentikan pembersihan etnik Toubou," kata Mansur. Pertempuran terbaru itu meletus Senin setelah suku Arab menuduh suku Taubou membunuh seorang anggota mereka. Dalam tiga hari pertama bentrokan itu menewaskan lebih dari 70 orang, kata juru bicara pemerintah Libya Nasser al-Manaa, Rabu.

Setidaknya 24 orang lainnya tewas sejak itu. Toubou juga terlibat dalam bentrokan berdarah dengan suku lainya Kufra dari Sahara, tempat kelompok-kelompok etnik terlibat pertikain menyangkut penyelundupan.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement