Senin 02 Apr 2012 05:10 WIB

Dukung Oposisi, Negara Arab Setuju Bayar Gaji Pemberontak Suriah

Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Foto: AP
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, Para delegasi pada konferensi internasional yang mendukung pemberontakan oposisi di Suriah menyatakan beberapa negara Teluk telah setuju untuk membayar gaji pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. 

Para partisipan konferensi Sahabat Suriah di kota Istanbul, Turki, menyatakan, sekelompok kecil negara Teluk akan menyediakan jutaan dolar bagi kelompok oposisi utama Dewan Nasional Suriah untuk membayar gaji pemberontak. Para delegasi yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan nama mereka mengatakan, langkah tersebut dimaksudkan untuk mendorong lebih banyak lagi anggota militer Assad membelot ke kelompok-kelompok oposisi yang memimpin pemberontakan satu tahun ini.

Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan pada konferensi itu bahwa Washington menyediakan peralatan komunikasi untuk aktivis oposisi di Suriah untuk membantu mereka berorganisasi, tetap berkomunikasi dengan dunia luar dan menghindari serangan pemerintah.

Clinton mengatakan Amerika juga menciptakan program untuk mendokumentasi kekejaman yang dilakukan semasa penumpasan dengan kekerasan oleh Assad dalam revolusi itu. Ia mengatakan program itu akan memungkinkan rakyat Suriah untuk mengenali pelaku penganiayaan dan mengamankan bukti bagi investigasi dan penuntutan di masa mendatang.

Diplomat tertinggi Amerika itu juga mengumumkan penggandaan bantuan kemanusiaan Amerika bagi rakyat Suriah yang terimbas konflik menjadi 25 juta dolar, dan mengimbau lebih dari 60 negara peserta konferensi agar memperketat sanksi-sanksi terhadap pemerintah Suriah. Ia memperingatkan Assad agar berhenti membunuhi warga negaranya sendiri, atau bila tidak akan menghadapi konsekuensi serius.

Para aktivis hak asasi Suriah mengatakan serangan oleh pemerintah dan pasukan pemberontak di beberapa bagian negara itu hari Ahad menewaskan 16 orang, termasuk tentara, pemberontak dan warga sipil.

Clinton mengatakan persetujuan Assad terhadap rencana perdamaian yang didukung PBB bagi negara itu pekan lalu merupakan janji terbaru dari sederet panjang janji yang dilanggar pemimpin Suriah itu.

sumber : voanews
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement