Senin 02 Apr 2012 06:45 WIB

Minyak Global Normal, Obama Perketat Sanksi Iran

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Israel-AS-Iran
Foto: setyoufreenews
Israel-AS-Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BURLINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, berjanji untuk menjatuhkan sanksi keras terhadap Iran. Saat ini, ungkap Obama, pasokan dan ketersediaan minyak di pasar global sangat cukup, sehingga memungkinkan negara-negara lain untuk segera mengurangi impor minyak Iran.

Obama juga menjelaskan, keputusan sanksi Iran pada Desember 2011 lalu merupakan jalan untuk menekan sanksi lanjutan terhadap Iran. Terutama setelah adanya peningkatan produksi minyak oleh beberapa negara produsen serta adanya cadangan strategis.

"Saya akan terus memantau situasi ini untuk menjamin bahwa pasar dapat mengakomodasi pengurangan pembelian minyak bumi dan produk minyak dari Iran," ujar Obama dalam sebuah pernyataan.

Obama diperkirakan akan terus menekan Iran dengan sanksi ekonomi agar menghentikan program nuklirnya. Hingga saat ini, menurut Gedung Putih, pasar minyak tetap ketat. Harga bensin yang melonjak menjadi isu utama dalam kampanye pemilihan presiden.

“Serangkaian gangguan produksi di Sudan Selatan, Suriah, Yaman, Nigeria dan Laut Utara telah melepas minyak dari pasar,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Namun demikian, tampaknya ada persediaan yang cukup dari minyak non Iran yang bisa membuat negara asing signifikan mengurangi impor minyak Iran. “Pada faktanya, sebagian besar pembeli minyak mentah telah mengurangi pembelian atau mengumumkan mereka tengah dalam pembicaraan dengan pemasok alternatif,” lanjut pernyataan tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, meminta Arab Saudi untuk menjaga pasokan minyak dunia agar tetap aman. Clinton bertemu dengn Raja Abdullah, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud Al-Faisal, dan pejabat lain di Riyadh, sehari sebelum menteri luar negeri dari seluruh negara Teluk bertemu dengan para pejabat Amerika untuk membahas keamanan regional.

"Mereka berbicara tentang menjaga pasokan minyak global dan peran penting yang harus dimainkan Arab Saudi," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika kepada wartawan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement