Selasa 03 Apr 2012 02:42 WIB

Cina Menolak Stop Impor Minyak dari Iran

Cina Iran
Cina Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang pejabat senior energi Cina menolak embargo minyak AS terhadap Iran, mengatakan Beijing akan terus mengimpor minyak mentah dari Tehran sesuai dengan kebutuhannya.

Berbicara pada Forum Boao 2012 di Cina, Ahad (1/4) Wakil Ketua Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Cina, Zhang Guobao, mengatakan bahwa negaranya tidak akan terpengaruh oleh kebijakan "negara tertentu." Demikian dilaporkan situs MarketWatch.

Mantan ketua Departemen Energi Nasional Cina juga mengatakan bahwa sanksi AS dan Uni Eropa terhadap impor minyak mentah dari Iran tidak termasuk "penghentian perdagangan normal" dengan Republik Islam.

Zhang juga menegaskan sanksi minyak AS terhadap Iran membuat harga minyak mentah melambung dan ini merugikan perekonomian global.

Dikatakan dia bahwa pelepasan cadangan minyak strategis oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dapat mempengaruhi harga hanya untuk waktu singkat dan bahwa tidak akan membantu menstabilkan harga minyak mentah.

Sementara itu, Fu Chengyu, Direktur China Petroleum dan Chemical Corp, memperingatkan bahwa minyak sanksi terhadap Iran akan semakin melambungkan harga minyak. Menurutnya, dampak dari tekanan akibat sanksi akan membahayakan proses pemulihan ekonomi global.

AS dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap sektor finansial dan minyak Iran sejak awal tahun 2012, dengan klaim bahwa program nuklir Tehran diperkirakan mengacu pada tujuan-tujuan militer.

Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama memberikan lampu hijau untuk sanksi baru terhadap bank asing dan lembaga keuangan lainnya yang membeli atau menjadi sarana transaksi minyak dengan Iran.

Obama berpendapat bahwa terdapat cadangan minyak yang cukup di pasar minyak dunia dalam rangka memastikan agar langkah itu [sanksi] tidak akan menimbulkan shock kepada konsumen minyak AS.

Iran menolak klaim Barat bahwa program nuklirnya mengacu pada tujuan militer, dan berdalih bahwa sebagai penandatangan berkomitmen untuk Traktat Non-Proliferasi Nuklir  (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Tehran berhak menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

sumber : IRIB
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement