Selasa 03 Apr 2012 05:47 WIB

Buntut Ninjutsu, Iran Hentikan Reuters

Ninjutsu Iran
Foto: irib
Ninjutsu Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Iran telah menangguhkan aktivitas pers dari Reuters di Tehran setelah kantor berita tersebut menyimpangkan laporan tentang pelatihan remaja putri Iran dalam seni bela diri Jepang, Ninjutsu.

 

Mohammad Javad Aqajari, Direktur Departemen Kebudayaan dan Bimbingan Islam untuk media asing, pada Senin (2/4) kepada IRNA mengatakan, tindakan itu diambil setelah Reuters memanipulasi laporan tentang atlet perempuan Iran dengan mengenalkan mereka sebagai teroris.

Dia menambahkan, beberapa wanita yang ikut seni bela diri tersebut adalah mahasiswa atau ibu rumah tangga. Mereka memilih olahraga ini hanya atas dasar kepentingan pribadinya.

Javad Aqajari menandaskan, laporan Reuters yang menyebut atlet Ninjutsu Iran sebagai pembunuh mempunyai gaung yang sangat negatif di antara media-media asing lainnya.

"Di Republik Islam Iran, ada kemungkinan bagi perempuan di negara ini untuk berlatih olahraga sesuai minat mereka dengan tetap menjaga nilai-nilai Islam demi mencapai kemajuan pada level tertinggi serta berpartisipasi dalam kompetisi internasional," ujarnya.

Javad Aqajari mengatakan, laporan Reuters tersebut membuktikan bahwa kantor berita itu berupaya memanipulasi opini publik dunia.

Pada tanggal 18 Februari, Reuters menunjukkan sejumlah perempuan Iran yang sedang berlatih seni bela diri di sebuah kota dekat Tehran. Kantor berita tersebut mengklaim bahwa Iran sedang melatih lebih dari 3.000 ninja perempuan untuk melawan segala bentuk serangan pasukan asing. 

Laporan tersebut menyebutkan bahwa para atlet adalah pembunuh yang menyamar untuk melayani kepentingan Republik Islam.

Para atlet telah mengutuk laporan itu dan mengatakan bahwa laporan menyesatkan Reuters tentunya dapat menjadi masalah bagi karir olahraga profesional mereka.

"Ini dapat membahayakan peluang kami untuk bepergian ke negara lain guna ambil bagian dalam turnamen global dan kejuaraan internasional, sebab Reuters dianggap oleh banyak orang sebagai sumber yang dapat dipercaya," kata seorang atlet Raheleh Davoudzadeh.

Akbar Faraji, pendiri Ninjutsu di Iran kurang lebih 22 tahun yang lalu, mengutuk tuduhan media Inggris itu dan mengatakan bahwa murid-muridnya akan melakukan tindakan hukum terhadap Reuters hingga akhir.

"Kami telah mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Reuters dan kami berniat untuk menindaklanjutinya sejauh yang diperlukan, karena ini adalah masalah reputasi," katanya. 

 

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement