REPUBLIKA.CO.ID, DOHA - Menteri Luar Negeri Afghanistan Zalmai Rassoul, dalam kunjungan dua hari ke Qatar, Selasa (3/4) mengatakan bahwa pembicaraan rekonsiliasi dengan Taliban harus dibatasi pada partisipasi Afghanistan saja.
Perundingan perdamaian dengan Taliban harus "antara warga Afghanistan" sementara Washington dan Doha dapat membantu dengan "menyediakan lingkungan yang sesuai untuk keberhasilannya," kata Zalmai Rassoul setelah pembicaraan dengan para pejabat Qatar.
Taliban telah memimpin pemberontakan terhadap pemerintah Presiden Hamid Karzai selama lebih dari satu dekade dan pembicaraan perdamaian sejauh ini lambat dan rumit.
Menteri negara Qatar untuk urusan luar negeri, Khaled al-Attiyah, setelah pertemuan dengan Rassoul, mengatakan kerajaan yang kaya gas itu "bergerak menuju pembukaan kantor politik (Taliban) untuk mengaktifkan kembali dialog antara semua pihak."
Rassoul juga bertemu dengan Emir Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani, dalam kunjungan pertama seorang menteri senior pemerintah Afghanistan sejak Taliban mengumumkan pada Januari mereka akan membuka kantor di Doha untuk mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat.
Kunjungan Menteri Afghanistan bukan karena untuk menemui salah satu wakil Taliban karena kantor mereka di Doha belum dibuka, kata kementerian luar negeri di Kabul, Senin.
Pemerintah Afghanistan telah berulang kali mengatakan pihaknya sudah melakukan perundingan dengan Taliban, meskipun terdapat penolakan dari kelompok gerilyawan itu.