REPUBLIKA.CO.ID, New York - Harga minyak jatuh pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah pedagang tampak kecewa dengan sikap netral bank sentral AS pada stimulus baru dan aksi ambil untung menyusul kenaikan awal pekan ini.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 1,22 dolar AS menjadi ditutup pada 104,01 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei turun 57 sen menjadi menetap pada 124,86 dolar AS per barel di perdagangan London.
Pasar New York berada di bawah tekanan jual karena investor mencerna risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve yang memberi sedikit sinyal baru stimulus untuk perekonomian AS.
"Kami menjual terutama karena komentar dari Federal Reserve," kata Matt Smith dari Summit Energy.
"Ada beberapa harapan bahwa mereka mungkin mengisyaratkan tentang pelonggaran kuantitatif lebih lanjut, namun mereka tidak melakukannya sama sekali, mereka tidak mengatakan yang mereka cari untuk melakukan itu dan kami telah melihat sebuah 'rally' sangat kuat dari dolar."
Mata uang AS yang kuat membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lebih lemah dan cenderung melemahkan permintaan.
Risalah pertemuan Komite Pasar Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral pada 13 Maret menambah kelemahan di pasar minyak New York terlihat sejak awal perdagangan, karena para pedagang mengkhawatirkan tentang penurunan permintaan produk minyak.
Pada Senin, harga melonjak lebih dari dua dolar AS, setelah data manufaktur AS lebih kuat dari perkiraan, yang mengimbangi angka lemah di Eropa.