Rabu 04 Apr 2012 07:51 WIB

Saudi Diajak Bantu Iran Keluar dari Sanksi Barat

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Hashemi Rafsanjani
Foto: nydailynews.com
Hashemi Rafsanjani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Mantan Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, menilai Teheran perlu bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi untuk mengeluarkan Iran dari sanksi Barat. Desakan Rafsanjani tersebut disampaikannya pada Selasa, (3/4), seperti dilansir middle-east-online.com.

"Jika kita memiliki hubungan baik dengan Arab Saudi, akankah Barat terus menjatuhkan sanksi?" ujar Rafsanjani, yang saat ini juga menjabat sebagai badan penasehat untuk pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dia adalah Presiden Iran pada periode 1989-1997. Saat ini, ia kehilangan pengaruhnya di parlemen dan militer.

Menurutnya, hanya Arab Saudi yang bisa mengisi kekosongan pasokan minyak Iran. "Negara eksportir minyak hanya memproduksi minyak dalam kuota OPEC. Maka dengan kerja sama ini tidak ada yang dapat mengganggu kami," katanya.

Rafsanjani juga menekankan perlunya membuka kembali kerja sama dengan kekuatan dunia lain, termasuk Barat dan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, jika Iran bernegosiasi dengan Cina dan Rusia, mengapa tidak berbicara juga dengan AS.

"Namun negosiasi ini tidak berarti kita tunduk kepada AS. Jika mereka menerima posisi kita atau kita menerima mereka, kami bernegosiasi. Jika AS tidak mau, maka hal itu tidak terjadi," ungkapnya.

Beberapa pemimpin Iran menganggap ide Rafsanjani ini adalah pragmatis. "Kami tidak perlu memiliki hubungan dengan AS, karena sebaliknya AS lah yang membutuhkan hubungan dengan Iran," ungkap wakil kepala komisi kebijakan luar negeri parlemen Iran, Hossein Ebrahimi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement