Rabu 04 Apr 2012 08:29 WIB

Israel Lanjutkan Penyitaan Tanah Milik Warga Palestina di Bethlehem

Rep: Amri Amrullah/ Red: Taufik Rachman
(Foto: Oded Balilty/AP)
(Foto: Oded Balilty/AP)

REPUBLIKA.CO.ID,BETHLEHEM - Pasukan Israel terus melanjutkan penyitaan tanah warga Palestina. Pasukan Israel pada Selasa (3/4) meruntuhkan empat rumah dan puluhan tiang listrik di tepi barat kota Bethlehem.

"Pada subuh hari trakto dari pasukan Israel menghancurkan empat rumah dan 52 tiang listrik di daerah al-Makhrureh Beit Jalla," kata Mazen al-Azzeh, koordinator Kampanye melawan penghancuran Pemukiman Palestina di Betlehem,.

Azzeh mengatakan, pasukan Israel menyita tanah untuk tujuan pemukim Yahudi dan menghubungkan wilayah pemukim Kfar Etzion dan Har Gilo. Dua wilayah pemukim Yahudi tersebut berada 10 kilometer dan terpisah. "Pembongkaran itu membuat warga Palestina di daerah tersebut tanpa listrik," ujarnya yang dilansir middle-east-online.com, Rabu (4/4).

Wilayah Ini, jelas Azzeh, didominasi warga Kristen Palestina. Dimana sebagian warga Kristen merayakan Paskah. "Dan inilah hadiah pemerintah zionis Israel kepada komunitas Kristen Palestina," keluhnya.

Juru bicara pemerintahan sipil Israel, mengaku bertanggung jawab membangun yang mereka sebut Area C. Yaitu bagian Tepi Barat, yang akan berada di bawah kontrol militer dan sipil Israel, dengan penghancuran total.

Israel secara teratur menghancurkan rumah di daerah C, yang mencakup sekitar 60 persen dari Tepi Barat. Israel juga menganeksasi wilayah Yerusalem Timur dengan alasan warga Yahudi membutuhkan pemukiman dan mengklaim bahwa warga Palestina telah membangun tanpa izin.

Namun warga Palestina mengatakan tidak mungkin bagi mereka mendapatkan izin untuk membangun di daerah tersebut. Dimana bangunan yang ada telah  berada di wilayah tersebut untuk puluhan generasi.

Hak kelompok dan organisasi internasional termasuk PBB, telah menyerukan Israel untuk mengakhiri penghancuran tersebut. Penghancuran rumah ini membuat PBB menuduh Israel, telah menyebabkan penderitaan kemanusiaan yang terus meluas di wilayah Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement