REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD -- Presiden Serbia pro-Barat Boris Tadic mengundurkan diri, Rabu (4/4). Pengunduran dirinya tersebut membuka jalan baginya dalam pemilihan umum awal dimana ia akan menghadapi lawan kuat dari kandidat nasionalis.
Parlemen Serbia akan mengadakan pemilihan umum pada 6 Mei. Dalam pemilihan presiden, Tadic akan ditantang oleh kandidat nasionalis Tomislav Nikolic yang telah menerima dukungan kuat dari Rusia.
Tadic yang dikenal atas usaha kerasnya mendekati Uni Eropa mengatakan persaingan tersebut akan berjalan ketat. Ia meminta para pemilih agar menentukan pilihan akan dibawa kemana Serbia ke depan.
"Saya menawarkan integrasi dengan Eropa," kata Tadic.
Ia menambahkan, dirinya akan menjalankan pemilihan dengan optimisme karena atmosfer positif di negaranya. Periode kepresidenan Tadic akan berakhir pada akhir tahun ini. Namun, ia memutuskan untuk mengadakan pemilihan umum lebih awal. Keputusan tersebut akan membuka lebih banyak kesempatan bagi partainya, Partai Demokrat, yang popularitasnya terus menurun dibandingkan Partai Progresif Serbia.