Rabu 04 Apr 2012 18:53 WIB

Perangi Nuklir Iran, AS Kapalkan Uraniumnya ke Prancis

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Konsentrat Uranium (ilustrasi)
Foto: Science Photo Library
Konsentrat Uranium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Ditengah upaya gencar pemerintah Amerika Serikat (AS) memerangi pengayaan uranium Iran, AS melaporkan telah mengapalkan uranium yang telah diperkayanya ke Perancis.  Pembangkit nuklir di AS Y-12 melaporkan telah mengirim 200 kilogram muatan uranium yang telah diperkaya ke Perancis baru-baru ini.

AS mengklaim bahwa uranium tersebut nantinya digunakan sebagai bahan bakar untuk reaktor bagi penelitian. Laporan dari berbagai sumber mengatakan muatan berkekuatan super tersebut, memiliki berat lebih dari 180 kilogram. Muatan istimewa tersebut dikapalkan di bawah lisensi ekspor Amerika dan telah resmi disetujui oleh Komisi Nuklir AS.

Uranium dengan pengayaan tinggi lebih dari 93 persen itu (U-235), dapat dijadikan bahan untuk membuat senjata nuklir. "Bahan itu telah d kirim," kata juru bicara Administrasi Keamanan Nasional Nuklir AS, Steven Wyatt, seperti dilansir Presstv, Rabu (4/4).

Namun Wyatt, menolak untuk merinci lebih lanjut bagaimana atau kapan uranium itu diangkut. "Detail Uraniumnya rahasia," ungkap Wyatt.

Media Prancis, mengutip kecaman keras Green Peace terhadap pengapalan pengayaan uranium 93 persen tersebut ke Perancis. Green Peace mengungkapkan bahwa uranium dengan pengayaan 75 persen cukup untuk menghasilkan bom atom.

Regulatpr Nuklir negara Barat mengklaim bahwa pengiriman uranium tersebut akan digunakan untuk bahan bakar reaktor penelitian. Reaktor penelitian yang memiliki kinerja tinggi itu terletak di dekat kota Grenoble, tenggara Perancis.

Namun, karena pengayaan uranium yang dikrim termasuk tinggi, yaitu lebih dari 93 persen, kemungkinan uranium tersebut tidak hanya digunakan untuk bahan nuklir tapi berpotensi menjadi senjata nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement