REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas secara pasti menegaskan bahwa semua pilihan (alternatif) untuk keluar dari krisis kebekuan dalam perundingan damai dengan Israel akan terbuka namun tidak mencakup pembubaran atau mencabut pengakuan terhadap penjajah Israel.
Dalam wawancaranya dengan TV Palestina milik Otoritas Palestina, Abbas menegaskan bahwa semua alternatif Palestina akan terbuka terkait perundingan damai kecuali pembubaran Otoritas Palestina atau pencabutan pengakuan legalitas Israel. Ia menambahkan, kami tidak meminta agar Israel diisolasi namun kami hanya minta politik pembangunan pemukimannya yang diisolasi.
Ia menambahkan, pesan yang disampaikan oleh Otoritas Palestina kepada PM Israel Benjamen Netanyahu adalah akibat buntuhnya harapan politik dan kegagalan perundingan. Ia mengisyaratkan bahwa pesan itu mencakup penjelasan hasil perjalanan perundingan damai sejak diawali hingga saat ini.
Ia melanjutkan, semua pilihan dan alternatif yang akan ditentukan ke depan oleh pimpinan Palestina. Sebab kami tidak akan hanya menonton, sementara tanah kami hari demi hari habis dicaplok Israel.
Abbas menyampaikan pesimismenya. Sebab pembangunan pemukiman yahudi begitu ekspansif di seluruh bumi Palestina, terutama di kota Al-Quds. Dan sekarang pembangunan pemukiman begitu sadis.
Soal pertemuannya dengan Netanyahu, Abbas menjelaskan bahwa masalah itu belum ada wacana pertemuan sekarang. Kini perunding-perunding Palestina akan mengirim surat kepada Netanyahu.
Ia menambahkan bahwa Amerika tidak berhenti melakukan intervensi dan tidak menghentikan permukiman. Tim Kuartet hanya cukup menerbitkan penjelasan yang menyerukan kepada kedua pihak untuk kembali kepada perundingan. Bahkan warga biasa pun menilai tidak mungkin menerapkan solusi pendirian dua negara akibat pembangunan pemukiman Yahudi di Palestina. Dia menegaskan bahwa dalam waktu dekat akan ada sejumlah perombakan pemerintah Fayyad.