REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hampir 3.000 warga Suriah melarikan diri dari bentrokan di negara mereka dengan mengungsi ke Turki dalam 24 jam terakhir. Jumlah pengungsi menandai rekor harian tertinggi pengungsi yang masuk dalam dua bulan terakhir.
Menurut kantor berita Anatolia, sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Mereka masuk ke Turki melalui kota Reyhanli provinsi Hatay selatan setelah mereka melarikan diri dari kota Suriah Idlib.
Sementara itu, menurut pernyataan dari Departemen Bencana dan Direktorat Manajemen Darurat (AFAD) Turki, sebanyak 37.699 warga Suriah telah memasuki Turki. Sementara pada Jumat (6/4), jumlah warga Suriah yang tinggal di Turki telah mencapai 23.835.
Saat ini, 8.299 warga Suriah tinggal di Turki selatan provinsi Hatay, 5.494 di provinsi Gaziantep dan 9.080 di provinsi Kilis. Mereka dilengkapi dengan penginapan, makanan, pelayanan kesehatan, keamanan, kegiatan sosial, pendidikan, keagamaan, layanan terjemahan dan komunikasi.
Sementara itu, puluhan ribu warga Suriah menuntut rezim Presiden Bashar al-Assad mundur dari kekuasaannya. Mereka turun ke jalan pada Jumat (6/4) di bawah penjagaan pasukan pemerintah.
Sebanyak 48 orang tewas oleh pasukan Suriah pada Jumat terutama di Homs dan di pinggiran kota Aleppo. Kekerasan tersebut berkobar sehari setelah utusan internasional Kofi Annan berbicara tentang kekhawatiran korban tewas bertambah meskipun Assad menerima batas waktu 10 April untuk menarik pasukan dari kota-kota di Suriah.