REPUBLIKA.CO.ID, Lantaran kebijakan penghematan yang ketat di sejumlah negara Eropa, warganya justru memilih untu bunuh diri. Fars News melaporkan, politik penghematan di Eropa khususnya di Yunani dan Italia yang justru meningkatkan angka bunuh diri dalam masyarakat.
Seperti kejadian bunuh diri yang dilaporkan Dimitris Christoulas, seorang farmasis pensiunan negara ini. Banyak kalangan di Yunani menilai pemicunya adalah karena faktor ekonomi. Dalam catatan yang ditinggalkan sebelum mengakhiri hidupnya, Christoulas mengatakan bahwa dengan penetapan politik penghematan, pemerintah Athena telah menghapus semua harapan untuk memperbaiki kondisi.
Berdasarkan laporan Euro News, tingkat bunuh diri di Yunani pada tahun 2010 naik 18 persen dan angka itu di Athena mencapai 25 persen. Padahal sebelum pelaksanaan politik penghematan, Yunani termasuk negara yang memiliki angka bunuh diri terendah. Peningkatan aksi bunuh diri juga terjadi di Italia menyusul kebijakan penghematan yang diberlakukan pemerintah.
Seorang janda 78 tahun di Sisilia, nekat bunuh diri setelah upah bulanannya yang sebelumnya mencapai 800 euro dikurangi hingga 600 euro. Anak-anak dari janda itu mengatakan bahwa ibu mereka khawatir tidak mampu lagi membayar tagihan.
Pekan lalu, seorang perajin kayu di dekat Roma memilih mengakhiri hidupnya dengan menarik pelatuk pistol daripada harus menghadapi utangnya yang terus menumpuk.
Di akhir laporannya, Euro News menyatakan bahwa dua pria Italia membakar diri yang juga dikarenakan tekanan hidup akibat kebijakan ekonomi pemerintah. Di Italia, hingga triwulan pertama tahun ini, angka bunuh diri meningkat hingga 15 persen.