REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satu laporan media mengungkapkan bahwa AlqaidaH di Maghreb Islam (AQIM) telah berencana untuk membunuh Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika dengan bom mobil bunuh diri pada April lalu.
AQIM berencana meluncurkan serangan itu ketika Presiden Bouteflika mengunjungi Provinsi Tamenrasset, sekitar 2.000 kilometer sebelah selatan ibu kota Aljiers, untuk meresmikan satu proyek pasokan air minum ke daerah tersebut, kata surat kabar El Khabar setempat pada Kamis.
Para pejabat keamanan memperoleh informasi tentang serangan singkat, dan mengubah jadwal presiden 48 jam menjelang kunjungan.
Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada surat kabar bahwa dua serangan bunuh diri yang menargetkan konvoi Bouteflika, yang pertama akan dilakukan setelah konvoi meninggalkan bandara Tamenrasset, dan yang kedua untuk memukul markas Provinsi Tamenrasset.
Setelah tim keamanan berubah jadwal Bouteflika dan langkah-langkah keamanan diperkuat, AQIM akhirnya membatalkan operasi ini dan membawa 100 kilogram bahan peledak kembali ke Mali utara, di mana seorang pejabat senior di AQIM dijuluki Abu Zaid Abdulhamid siap dengan rencananya pada Januari 2011.
Menurut laporan itu, petugas keamanan pada waktu itu menangkap seorang gerilyawan sel AQIM di Tamenrasset, yang digunakan untuk menyediakan informasi tentang Tamenrasset kepada gerilyawan Sahel Afrika.
Presiden Bouteflika selamat, sebelumnya, juga pada serangan teror September 2007 ketika ia mengunjungi Batna, 600 kilometer di tenggara Aljiers.
Seorang polisi melihat penyerang dalam kerumunan dan berusaha menangkapnya, tetapi yang terakhir meledakkan dirinya, menewaskan 25 orang, termasuk polisi itu.