REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Teguh Setiawan/ Wartawan Senior Republika
Sejak Mei 2010, Khmer Rouge, Enemies of the People – film dokumenter hasil garapan Thet Sambath, wartawan senior Phnom Penh Post — beredar luas di dalam dan luar negeri.
Khmer Rouge, Enemy of the People dibuat tahun 2009. Film masuk daftar pendek nominasi Oscar, dan dianggap sebagai watershed politik dan sejarah. Film berisi wawancara dengan Nuon Chea, brother number 2 dalam hirarki kepemimpinan Khmer Merah. Nuon Chea — keturunan Tionghoa yang saat kecil bernama Lau Ben Kon — juga pemimpin ideologi partai pimpnan Pol Pot. Sambath melacak dan mengikutinya selama sepuluh tahun, seraya terus berupaya mendapat kesempatan wawancara dengannya.
Dalam film itu, Chea mengatakan dirinya dan Pol Pot memutuskan untuk membunuh dan menghancurkan anggota partai yang dianggap sebagai musuh rakyat. Di lapis bawah, kader Khmer Merah menjalankan perintah itu dengan menggorok setiap orang yang dianggap musuh.
Film menciptakan kegemparan di dalam dan luar negeri, memenangkan Sundance Film Festival, dan meraih 30 penghargaan lainnya. Sambath, lewat film ini, dianggap melanggar sesuatu yang tabu di Kamboja saat ini, yaitu menghadirkan perdebatan mengenai benarkah Khmer Merah membantai rakyatnya sendiri.
“Saya tahu film ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan Kamboja sebagai bangsa,” kata Sambath.
Film bertutur tentang bagaimana Khmer Merah membunuh. Menurut Sambath, bagian film inilah yang membuat pemerintah marah, karena tidak sama dengan apa yang mereka katakan selama ini. Film ini membuat setiap orang di Kamboja dikhawatirkan menuntut pemerintah menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, dan mengapa harus berbohong.
Pol Pot, putra keluarga Tionghoa kaya bernama asli Saloth Sar, terlanjur dituding sebagai arstitek pembantaian. Sambath, melalui serangkaian wawancara dengan mantan pemim pin regional dan nasional Khmer Merah, menunjukan bukti yang terjadi adalah pertikaian internal partai yang meluas sampai ke desa-desa.
Sambath menemukan bukti pembantaian di desa-desa dilakukan lawan-lawan politik Pol Pot, dengan tujuan mendestabilisasi negara, sebelum melakukan kudeta. Rob Lem kin, yang membantu menyutradarai film ini, mengatakan; “Kenyataannya adalah Khmer Merah terpecah, dan perpecahan itulah yang menyebabkan Killing Fields.”
Inilah cuplikannya: