Senin 09 Apr 2012 09:17 WIB

Barat Diminta Menerima Program Energi Nuklir Iran

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad bersama tengah mengunjungi fasilitas nuklir bersama ilmuwan
Foto: AP
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad bersama tengah mengunjungi fasilitas nuklir bersama ilmuwan

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Jelang perundingan nuklir Iran dengan negara P5+1, Kepala komite kebijakan luar negeri Parlemen Iran, Alaeddin Boroujerdi memperingatkan negara-negara barat, agar mereka harus segera menerima kenyataan kemajuan program energi nuklir Iran.

"Mereka sadar menghadapi Iran tidak akan menguntungkan bagi mereka, karena Iran tidak akan mengubah kebijakannya," ujar Boroujerdi seperti dikutip dari Presstv, Senin (9/4).

Dikatakannya, Iran akan melanjutkan program energi nuklir damai ini. Ketika program nuklir Iran dilarang, maka dunia melihat arogansi Eropa dan Amerika Serikat (AS). "Dan pilihannya negara arogan ini akan menerima kenyataan kemajuan nuklir dan keanggotaan Iran ke dalam klub nuklir," ujarnya.

Program energi nuklir Iran, jelas Boroujerdi, terus mengalami kemajuan besar. Meskipun ancaman dan sanksi terus dilemparkan negara-negara barat. Pernyataan Boroujerdi terkait perundingan nuklir Iran dengan negara P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Perancis, Jerman) pada 13 April mendatang.

Negara-negara Barat dan Israel terus mencurigai Teheran diam-diam mengembangkan program senjata nuklir. Namun, Iran berulang kali membantah tuduhan tersebut. Iran menjelaskan, pengayaan uranium mereka untuk mengisi kembali bahan bakar reaktor. Ini diperlukan untuk energi listrik dan keperluan isotop medis bagi ribuan pasien kanker di seluruh Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement