REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan pencapaian devisa negaranya yang diperkirakan akan mencapai 55 miliar dolar AS jika harga minyak masih tetap tinggi.
"Dengan mempertimbangkan pergerakan kenaikan harga minyak, Dana Pembangunan Nasional Iran bisa mencapai 55 miliar pada Maret 2013," ucap Ahmadinejad mengutip dari Kantor berita Pemerintah Iran, Senin (9/4).
Ahmadinejad melanjutkan, ini untuk pertama kalinya dalam sejarah pemerintah Iran mampu menyimpan sebagian devisa dari pendapatan minyak. Pada tahun lalu, Iran memperoleh pendapatan dari minyak sampai 100 milyar dolar AS.
Namun pendapatan minyak yang besar ini, juga telah dihabiskan seluruhnya oleh pemerintah Iran. Karenanya Ahmadinejad menyampaikan sebuah tawaran baru untuk mempertahankan rekor ekonomi menghadapi embargo barat.
Ahmadinejad sadar bahwa embargo bisa berakibat besar pada pendapatan minyak Iran di masa depan. Maka ia memerintahkan 20 persen pendapatan minyak harus disisihkan bagi Dana Pembangunan Nasional Iran.
Dana Pembangunan Nasional Iran sebelumnya bernilai sekitar 35 miliar dolar, dan saat ini nilai tersebut terus meningkat hingga 55 miliar dolar AS. Persentase penyisihan anggaran ini diperkirakan juga terus meningkat hingga dua tahun berikutnya.
Washington dan Uni Eropa telah berupaya meningkatkan sanksi terhadap Iran atas kebijakan pengembangan program nuklirnya. Sanksi embargo terhadap Iran bertujuan untuk memukul industri energi dan sektor keuangan Iran. Ini memaksa perusahaan minyak internasional untuk memilih antara membeli minyak mentah Iran atau melanjutkan bisnis di AS.