REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penempatan awal 200 orang pasukan Amerika Serikat (AS) di Australia, dari rencana 2.500 orang, merupakan awal naiknya ketegangan baru di wilayah Asia Pasifik. Hal ini diperparah lagi rencana penempatan pesawat intai di pulau Cocos. Tidak mustahil masalah ini kemudian memancing amarah Cina, sehingga menambah aktivitas patroli-patroli lautnya di kawasan tersebut .
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanudin, menilai hal ini adalah bentuk keseriusan Presiden AS, Barack Obama dalam menempatkan pasukannya di Australia. Tujuannya adalah untuk menghadapi hot spot di kawasan Asia, khususnya kepulauan Spartley yang disengketakan beberapa negara.
"Sekarang saatnya negara Asean kembali berdiskusi mencari solusi agar ketegangan-ketegangan tersebut tidak berlanjut kedalam sebuah konflik terbuka," jelas Politisi PDIP ini, di Jakarta, Senin (9/4). Indonesia harus mengambil insiatif dan mengambil peran diplomatik agar tensi kembali menurun.
Pihaknya meminta selesaikan setiap masalah melalui dialog dan perundingan. Hasanudin juga meminta agar menjauhi penggunaan kekuatan bersenjata, karena hal itu akan menyebabkan konflik berkepanjangan dan menelan korban jiwa.