REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR - Sekitar 20 gerilyawan menyerang pos pemeriksaan militer di Pakistan baratlaut yang bergolak, dan memicu bentrokan yang menewaskan dua prajurit serta empat gerilyawan, kata seorang pejabat Senin (9/4).
Serangan di bagian tanah tandus suku dekat perbatasan Afghanistan dipadamkan ketika tentara membalas dengan senjata artileri dan berat, kata seorang senior perwira paramiliter Korps Perbatasan (FC) kepada AFP.
Daerah ini ditutup untuk wartawan dan para pekerja bantuan, serta tidak mungkin untuk mengkonfirmasi jumlah korban secara independen.
"Lebih dari 20 gerilyawan menyerang satu pos pemeriksaan Korps Perbatasan di daerah suku Lembah Kuram Khapiyanga pada Ahad (9/4) malam, yang memicu baku tembak, menewaskan dua tentara dan empat pejuang," kata juru bicara FC.
"Empat tentara juga terluka dalam bentrokan yang berlangsung selama sekitar 40 menit." "Para gerilyawan datang dengan berjalan kaki dari pegunungan di dekatnya," kata pejabat itu, yang tak bersedia disebut namanya.
"Ketika pasukan membalas, mereka lari dengan membawa empat mayat rekan mereka. Kita tidak tahu berapa banyak dari gerilyawan yang terluka."
Kurram adalah salah satu dari tujuh distrik semi-otonomi di daerah suku Pakistan, di mana Taliban dan gerilyawan yang terkait Al Qaida telah membentuk benteng digunakan untuk mengatur rencana serangan terhadap Pakistan, terhadap target Afghanistan dan Barat.
Washington menyebut daerah suku itu tempat yang paling berbahaya di muka bumi dan merupakan markas global Al Qaida.