REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Karena gagal memimpin anak buahnya menjalankan tugas, Kepala Kepolisian Korea Selatan, Cho Hyun-oh memilih meletakkan jabatannya alias mundur. Alasan pengunduran diri Cho, karena anak buahnya ceroboh dalam menjalankan tugas sehingga gagal menyelamatkan nyawa seorang wanita yang diperkosa dan akhirnya dibunuh. Padahal, wanita tersebut telah meminta bantuan polisi.
Kecaman pun mengalir deras kepada kepolisian Korsel. Merasa malu, Cho pun mundur dari jabatan tertinggi kepolisian Korsel. Cho mengatakan, pengunduran dirinya adalah bentuk tanggung jawab dirinya karena 'kecerobohan tak termaafkan' di kepolisian.
Dalam insiden yang terjadi pada tanggal 2 April di Suwon, Seoul Selatan itu, seorang wanita yang tak disebutkan namanya, menghubungi petugas kepolisian dari sebuah apartemen tempat ia diculik. Ia berbicara dengan polisi selama tujuh menit dalam sambungan darurat. Sayangnya, polisi lamban merespon permintaan bantuan tersebut. Alhasil, wanita itu tewas setelah sebelumnya diperkosa.
Polisi menemukan jenazah wanita tersebut dalam kondisi termutilasi, 13 jam setelah ia menghubungi polisi.
Media setempat melaporkan, sebenarnya korban sudah memberikan keterangan secara detil tentang lokasi apartemen tempat ia diculik, tapi polisi gagal menemukan lokasi tersebut. "Saya mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas kelalaian polisi yang menyebabkan hasil yang mengerikan dan berupaya ditutup dengan kebohongan," kata Cho dengan nada miris.
Ironisnya, pihak kepolisian seolah cuci tangan. Mereka mengklaim kesalahan komunikasi antara operator panggilan darurat dengan petugas kepolisian, menyebabkan polisi mencari di kawasan yang salah. Polisi akhirnya menangkap seorang pria yang diduga terlibat dalam kasus yang sedang dalam pengembangan tersebut.