Selasa 10 Apr 2012 06:25 WIB

Kekerasan di Nigeria Terus Meluas

Kerumunan orang yang menyaksikan kerusakan akibat ledakan bom di Kaduna, Nigeria, Senin (9/4).
Foto: Sunday Alamba/AP
Kerumunan orang yang menyaksikan kerusakan akibat ledakan bom di Kaduna, Nigeria, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KADUNA, NIGERIA - Serangan militan yang diduga anggota Boko Haram menewaskan empat orang dan sebuah bom besar ditemukan di Kano, Senin, kata pihak berwenang, sehari setelah sedikitnya 36 orang tewas dalam ledakan bom mobil di dekat sebuah gereja di Kaduna utara.

Polisi menyatakan menemukan sebuah mobil berisi bom di dekat pos pemeriksaan militer di Kano, kota terbesar kedua di Nigeria dan lokasi serangan Boko Haram yang paling mematikan pada Januari.

Pada acara Paskah Minggu, seorang pria berusaha menabrakkan mobilnya yang berisi bom ke sebuah gereja selama misa namun setelah dihadang aparat keamanan, ia memutar kembali dan bomnya meledak di dekat sekelompok besar tukang ojek, kata polisi dan saksi.

Pegawai rumah sakit dan seorang pejabat Palang Merah mengkonfirmasi jumlah kematian dan mengatakan, 13 orang cedera kritis.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun penyerangan terhadap sasaran Kristen mengingatkan orang akan serangan mematikan Boko Haram pada Hari Natal tahun lalu, termasuk di sebuah gereja yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan mencederai lebih dari 50.

Militer di Maiduguri, ibu kota negara bagian terpencil Borno dan tempat asal Boko Haram, mengatakan, kelompok itu menyerang sejumlah sasaran, termasuk sebuah bank dan sebuah kantor polisi pada Senin.

"Mantan ketua Dikwa, seorang sersan polisi dan seorang warga sipil tewas oleh Boko Haram... tiga anggota Boko Haram tewas oleh militer dan banyak anggota mereka melarikan diri dengan luka-luka tembakan," kata Sagir Musa, juru bicara militer di Maiduguri.

Musa menambahkan, militer menemukan sejumlah senapan laras pendek, senjata AK47, sebuah jaket anti-peluru dan sebuah kendaraan yang digunakan oleh anggota-anggota Boko Haram.

Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.

Kano, kota berpenduduk sekitar 10 juta orang di Nigeria utara, merupakan wilayah yang terpukul paling parah dalam kekerasan itu.

Rangkaian pemboman dan penembakan melanda Kano setelah sholat Jumat (20/1), menewaskan 185 orang, dalam serangan-serangan yang diklaim oleh Boko Haram yang ditujukan pada markas polisi dan kantor-kantor polisi lain, sebuah bangunan kepolisian dan kantor imigrasi.

Penembakan juga terjadi di sejumlah daerah kota itu, yang sejauh ini luput dari kekerasan terburuk selama beberapa bulan ini yang dituduhkan pada kelompok muslim garis keras tersebut.

Satu sumber kepolisian Nigeria mengatakan kepada AFP, Kamis (26/1), sekitar 200 orang ditangkap setelah serangan itu.

Sehari sebelumnya, Rabu (25/1), Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, yang dituduh gagal mengendalikan kekerasan kelompok militan, mencopot kepala kepolisian dengan mengatakan, tokoh baru diperlukan untuk memimpin lembaga itu.

Jonathan mengangkat Mohammed D. Abubakar untuk menggantikan Hafiz Ringim, "sebagai langkah pertama ke arah reorganisasi luas dan reposisi pasukan kepolisian Nigeria untuk membuatnya lebih efektif dan mampu memenuhi tantangan keamanan internal yang muncul", kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan.

Ringim dicopot bersama enam asistennya ketika negara itu diguncang gelombang serangan bom dan penembakan oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram di kota terbesar kedua Kano yang menewaskan sedikitnya 185 orang.

Serangan-serangan itu merupakan operasi paling mematikan oleh kelompok tersebut dan ditujukan terutama pada kantor polisi.

Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang. Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.

Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.

Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement