REPUBLIKA.CO.ID, Para pejabat keamanan Mesir menyatakan sebuah ledakan menghantam jaringan pipa yang memasok gas ke Israel dan Yordania.
Mereka mengatakan serangan pada Senin (10/4) dini hari itu terjadi di dekat Al Arish, kota pesisir di Semenanjung Sinai, di bagian utara Mesir.
Ini merupakan serangan ke-14 terhadap jaringan pipa sejak 2011, sewaktu pemberontakan menentang Presiden Hosni Mubarak mulai merebak. Jaringan pipa tersebut ditutup sejak serangan terakhir pada awal tahun ini. Belum ada satu pihakpun yang mengaku bertanggungjawab atas serangan Senin.
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian mengenai gas pada masa kepresidenan Hosni Mubarak. Perjanjian itu menetapkan bahwa Mesir akan mengekspor gas ke negara tetangganya di bagian utara itu. Namun, perjanjian itu tidak populer di kalangan rakyat Mesir.
Tahun lalu, polisi Mesir menangkap Mohammed el-Tihi, anggota terkemuka kelompok Islamis bersenjata, yang dicurigai terkait dengan sejumlah kasus pengeboman.