Selasa 10 Apr 2012 16:20 WIB

Iran Tolak Prasyarat Sebelum Perundingan Nuklir

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
Foto: AP
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pembicaran putaran baru nuklir Iran akan kembali digelar pada 14 April mendatang. Iran melalui Kementerian Luar Negerinya menolak diberlakukannya prasyarat tertentu sebelum perundingan.

"Mengatur kondisi sebelum pertemuan berarti menarik kesimpulan, tidak ada pihak manapun yang menerima ketentuan yang ditetapkan sebelum perundingan," ungkap Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, Senin (9/4).

Sebelumnya pejabat Amerika Serikat mengatakan, penangguhan pengayaan uranium tingkat tinggi dan penutupan fasilitas nuklir di bawah gunung dekat kota suci Qom merupakan prioritas dalam perundingan nuklir antara Iran dengan negara-negara Barat.

Menurut Salehi, persoalan-persoalan ini telah diangkat oleh media dan pihaknya tidak dapat mendasarkan penilaian atas apa yang direfleksikan oleh peliputan media.

Ia mengatakan, tim negosiasi Iran akan mempertahankan posisinya dalam perundingan nanti. "Kami memiliki pendapat sendiri, begitu pula kelompok P5+1, namun kita harus mencapai solusinya," kata Salehi.

Amerika Serikat bersama sekutunya berharap lancarnya kesepakatan dengan Iran terkait sengketa nuklir di Iran, yang diduga dimanfaatkan untuk membangun senjata nuklir. Namun, pemerintahan Iran membantah tudingan tersebut, dengan berulangkali menyatakan bahwa fasilitas nuklir mereka dibangun untuk kepentingan damai.

Sementara itu, Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Fereydoun Abbasi-Davani, menolak permintaa AS tersebut. “Kami tidak melihat ada pembenaran untuk permintaan tersebut,” katanya.

Ia beralasan, program nuklirnya untuk pembangkit listrik dan isotop yang akan memproduksi medis. Namun demikian, Dewan Keamanan PBB menuntut Iran untuk menghentikan pengayaan secara penuh.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement