REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Pemimpin Suriah Bashar al-Assad sejauh ini dinilai tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa pemerintahannya mematuhi rencana perdamaian untuk mengakhiri pertempuran di Suriah, hanya beberapa jam sebelum batas waktu yang diberikan PBB, kata Gedung Putih.
"Kami jelas belum melihat adanya tanda-tanda rezim Assad memenuhi komitmennya," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney kepada wartawan.
Berdasarkan kesepakatan damai yang dimediatori oleh utusan PBB dan Liga Arab Kofi Annan, angkatan bersenjata Suriah seharusnya mulai menarik diri dari pusat-pusat konflik pada Selasa, dan selesai dalam 48 jam kemudian.
Tapi gencatan senjata berpeluang gagal setelah Damaskus, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya hanya akan memenuhi kesepakatan bila kelompok oposisi terlebih dahulu menyerahkan jaminan tertulis untuk menghentikan pertempuran. Permintaan itu ditolak oleh pimpinan tentara pemberontak Kolonel Riyadh al-Alassad.
Bentrokan terakhir terjadi pada Senin dan kelompok pemantauan mengatakan setidaknya 101 orang, termasuk 19 anggota pasukan keamanan yang setia kepada Assad, terbunuh pada hari itu di seluruh penjuru Suriah.
Ketegangan juga meningkat dengan tetangganya, Turki, setelah tembakan di seberang perbatasan melukai dua warga Suriah dan seorang penerjemah Turki di dekat sebuah kamp pengungsi bagi orang-orang yang melarikan diri dari pasukan yang setia pada Assad. 'Kita mengutuk semua serangan yang telah diluncurkan," kata Carney.