Kamis 12 Apr 2012 08:57 WIB

Persiapan Akhir Peluncuran Satelit Korut

Tentara Korea Utara berjaga di depan roket Unha-3 yang siap diluncurkan di Stasiun Satelit Sohae, Tongchang-ri, Korea Utara, Ahad lalu (8/4).
Foto: David Guttenfelder/AP
Tentara Korea Utara berjaga di depan roket Unha-3 yang siap diluncurkan di Stasiun Satelit Sohae, Tongchang-ri, Korea Utara, Ahad lalu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Direktur Jenderal Pusat Kontrol dan Pengendalian Peluncuran Satelit Korea Utara Paek Chung-hou mengatakan segala persiapan akhir peluncuran satelit "Kwangmyonsong-3" terus dilakukan. Laporan sejumlah media China yang diundang ke Pyongyang, Kamis, mengatakan pada Rabu (11/4) telah dilakukan pengisian bahan bakar dan diperkirakan memakan waktu sembilan hingga 10 jam.

Tentang waktu peluncuran, Paek Chung-hou mengatakan masih menunggu kepastian dari supervisi. "Tentang kepastian tanggal peluncuran akan diputuskan supervisi," kata Paek Chung-hou.

Namun, beberapa ahli menyatakan setelah pengisian bahan bakar yang diperkirakan memakan waktu sembilan hingga 10 jam pada Rabu (11/4), maka kemungkinan satelit akan diluncurkan pada Kamis (12/4) atau tidak lebih dari Senin (16/4).

Paek mengatakan pimpinan Korut Kim Jong-un memintanya untuk terus mengabarkan tentang segala persiapan peluncuran satelit yang memiliki berat 100 kilogram itu kepada media dan dunia.

"Ini menunjukkan transparansi kami, dan sangat penting bagi kami untuk berbagi tentang peluncuran satelit ini kepada negara lain," kata Paek Chung-hou.

Ia menambahkan. "Kalian dapat menyaksikan sendiri bahwa ini adalah satelit bukan misil seperti yang dikhawatirkan".

Chung-hou mengatakan hal itu kepada sejumlah pihak termasuk media asing dari China yang diundang ke pusat peluncuran satelit "Sohae" di Cholsan County sebelah utara Pyongyang.

Sejak sebulan silam Korut telah mengumumkan akan meluncurkan satelit "Kwangmyongsong-3" untuk memperingati Kim II Sung. Pelucuran satelit observasi itu dijadwalkan antara Kamis (12/4) hingga Senin (16/4).

Rencana itu mendapat reaksi keras dari tetangganya Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan lainnya. Sedangkan China meminta agar semua pihak tenang dan mengendalikan diri untuk tidak memperkeruh situasi di semenanjung Korea.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement