REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO— Pengadilan Mesir telah memutuskan bahwa ibu dari salah satu kandidat presiden Mesir, Hazem Abu Ismail, bukan warga negara Amerika Serikat (AS). Abu Ismail merupakan pesaing terkuat dari kubu Islam konservatif dalam pemilihan presiden 23-24 Mei mendatang.
Keputusan ini kemungkinan membuka jalan baginya untuk tetap mencalonkan diri dalam pemilu presiden mendatang. Abu Ismail adalah seorang pengacara berusia 50 tahun yang beralih menjadi seorang pengkhutbah. Banyak dari pengikut dan pendukungnya dari gerakan salafi sangat antusias terhadap keputusan tersebut.
Sebelumnya, pekan lalu, komisi pemilihan umum Mesir mengatakan menerima dokumen yang menyatakan bahwa ibu Ismail adalah warga negara Amerika. Hal tersebut secara efektif mendiskualifikasi Ismail maju dalam pemilu presiden.
"Komite pemilihan tinggi menerima surat dari Departemen Luar Negeri yang menginformasikan bahwa Nawal Abdel-Aziz, ibu dari Hazem Abu Ismail, memperoleh kewarganegaraan Amerika pada 25 Oktober 2006, sebuah status yang akan mendiskualifikasi Abu Ismail dari pemilihan presiden," kata Ketua Komisi Hatem Degato kepada Reuters.
Begato mengatakan pada Kamis telah menerima informasi yang bahwa ibu Abu Ismail telah menggunakan paspor Amerika untuk melakukan perjalanan ke dan dari Mesir sebelum kematiannya.
Namun Pengadilan Administratif Kairo pada hari Rabu (11/4) mengatakan bahwa pihak berwenang tidak memiliki dokumen yang cukup untuk membuktikan dia dan ibunya adalah warga negara AS.
Di bawah undang-undang pemilihan negara itu, semua calon presiden, orang tua mereka dan istri mereka harus memiliki kewarganegaraan Mesir.
"Permintaan kami adalah membatalkan keputusan negatif kementerian dalam negeri yang mengatakan ibu Abu Ismail memiliki kewarganegaraan ganda," kata Gaber Nassar, pengacara Abu Ismail pada Rabu pagi sebelum putusan itu diumumkan.
Sebeumnya, Abu Ismail menyatakan, pendiskualifikasian dirinya karena tekanan dari AS. "Ada niat Amerika jelas memberikan pengaruh terhadap kantor presiden," kata Abu Ismail kepada kerumunan pendukungnya di masjid ibn Assad Furat pekan lalu. Ia juga tidak dapat menerima bahwa nasib presiden Mesir harus bergantung pada Amerika atau Israel.
Menurut Daily News Mesir, pendukung Abu Ismail memenuhi ruang pengadilan dan juga berdemonstrasi di luar Dewan Negara. Sebelumnya, pada Jumat lalu, ribuan orang berunjuk rasa di pusat kota Kairo untuk mendukung pencalonan Abu Ismail.
"Rakyat ingin Hazem Abu Ismail! Tidak untuk manipulasi!”kata para di pusat kota Kairo. Para demonstran, termasuk para perempuan. Mereka membawa gambar Abu Ismail dan mengayunkan kepalan tangan mereka dan mengutuk pendiskualifikasian Abu Ismail.
Abu Ismail meluncurkan pencalonannya pada 30 Maret lalu dengan iring-iringan besar yang membawanya ke markas komisi pemilu di Kairo. Dia akan bersaing dengan calon Islam moderat seperti petinggi senior Ikhwanul Muslimin Khairat al-Shater dan tokoh rezim sebelumnya seperti mantan menteri luar negeri Amr Mussa.