Jumat 13 Apr 2012 03:12 WIB

Perdana, Pesawat Tempur Sudan Serang Sudan Selatan

sudan selatan
sudan selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA---Sejumlah pesawat tempur milik Pemerintah Sudan melancarkan serangan perdananya ke Sudan Selatan dengan menjatuhkan lima bom ke ibu kota negara kesatuan penghasil minyak tersebut,kata pejabat Sudan Selatan. "Mereka menjatuhkan sejumlah bom di Kota Bentiu. Sepertinya mereka ingin menargetkan bom itu ke sebuah jembatan," kata Wakil Menteri Informasi Sudan Selatan, Atem Yaak Atem.

Bom tersebut dilancarkan pada dini hari dengan mengarah ke jembatan yang berada strategis di sekitar 60 kilometer dari perbatasan, pada hari ketiga sejak perang antarnegara tersebut terjadi.

Bentrokan terakhir, yang terburuk sejak Sudan Selatan menyatakan kemerdekaan pada Juli setelah perang sipil terlama di Afrika, telah membuat dua negara dekat yang saling bermusuhan tersebut kembali berperang.

Parlemen di kedua negara tersebut, Rabu (11/4), mendesak masing-masing warga untuk melakukan perlawanan, tapi Atem mengatakan bahwa Sudan Selatan belum ingin berperang. "Kami berada di posisi bukan untuk berperang, melainkan untuk mempertahankan diri," kata Atem.

Dia menambahkan bahwa belum ada laporan mengenai korban jiwa atas peristiwa tersebut. Atem mengatakan bahwa jembatan yang menjadi target awal serangan tersebut berada dekat dengan kamp PBB dan tidak jauh dari kota. Jembatan tersebut terletak di jalan ke arah utara menuju garis depan perbatasan. "Serangan itu tidak mengejutkan kami karena kami tahu mereka (Sudan) memang telah mencari cara untuk mengajak kami berperang," tambahnya.

"Mereka tidak pernah mengakui bahwa Sudan Selatan telah merdeka. Serangan bom itu merupakan cara Sudan menanggapi kemerdekaan Sudan Selatan," jelasnya.

Khartoum telah bersumpah akan melakukan segala cara untuk terhadap serangan tiga bagian yang diduga dilancarkan angkatan bersenjata Sudan Selatan ke negara bagian selatan Sudan Kordofan, termasuk ladang minyak Heglig.

Kantor berita Khartoum, SUNA, menyebutkan adanya kehancuran di Sudan Selatan.

"Saya rasa mereka ingin melumpuhkan akses komunikasi dan transportasi kami, mereka mengatakan akan menghancurkan Sudan Selatan," tambah Atem.

"Mereka telah menyerang sejumlah tempat lain, seperti pedesaan, instalasi minyak, dan ladang minyak di wilayah luar kota, tapi Bentiu adalah kota pertama yang diserang," katanya.

Komunitas internasional, termasuk Uni Afrika, PBB, dan Amerika Serikat, telah meminta kedua pihak untuk menahan diri dan menyuarakan keprihatinan mendalam atas kekerasan yang terjadi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement