Jumat 13 Apr 2012 05:30 WIB

Jelang Perundingan Nuklir Iran, Minyak Dunia Naik

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak naik pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena pasar bersiap untuk pertemuan penting akhir pekan antara kekuatan utama dengan produsen minyak mentah Iran untuk membahas sengketa program nuklirnya.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Mei, mengakhiri sesi di 103,64 dolar AS per barel, naik 94 sen dari tingkat penutupan Rabu. Iran dijadwalkan bertemu Sabtu di Istanbul dengan Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman, pembicaraan pertama sejak pertemuan serupa bubar tanpa hasil lebih dari setahun yang lalu.

Pasar minyak "memiliki harapan yang rendah" untuk pertemuan tersebut, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.Kekuatan yang disebut P5+1 menduga program pengayaan uranium Iran kedok sebuah upaya untuk memproduksi senjata nuklir. Iran membantah tuduhan itu, bersikeras program ini murni untuk tujuan damai.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Kamis mengatakan bahwa negaranya "tidak akan mundur sedikitpun" dari hak-hak nuklirnya. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk Mei naik 1,53 dolar AS, menetap di 121,71 dolar AS per barel.

Ketegangan Iran telah mendukung harga minyak selama berbulan-bulan, dengan beberapa analis memperkirakan mereka telah memeras premi sebesar 10-15 dolar AS per barel. Menambahkan terhadap bias "bullish" Kamis adalah pernyataan publik oleh wakil ketua Federal Reserve Janet Yellen pada Rabu malam tentang prospek ekonomi.

Pejabat Fed, menggemakan ketua Ben Bernanke, tidak menutup kemungkinan stimulus baru bagi perekonomian, jika kondisi memburuk. The Fed telah mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar selama tiga tahun.

Lipow memperkirakan bahwa stimulus baru Fed akan mendorong minyak berjangka "bergerak naik". Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) mempertahankan perkiraan untuk permintaan minyak mentah global stabil untuk kedua bulan berturut-turut.

Dalam perkembangan pasar minyak lainnya, Royal Dutch Shell mengatakan, tidak menemukan tanda kebocoran pada fasilitas produksi energi di Teluk Meksiko, setelah sebuah kilau minyak terlihat di daerah tersebut. Kemilau ini berukuran sekitar 10 mil persegi (25,6 kilometer persegi).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement