REPUBLIKA.CO.ID, Amerika Serikat berupaya memperluas dominasinya di Timur Tengah dengan cara menyebar perisai rudal di kawasan tersebut. Upaya itu tidak menghasilkan apapun kecuali hanya menimbulkan ketidakamanan. Keamanan yang permanen hanya dapat di raih dengan adanya kerjasama di antara semua negara di kawasan, karena keberadaan setiap negara asing di kawasan ini merupakan sumber instabilitas.
Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat beberapa waktu lalu di akhir safarinya ke negara-negara Arab selatan Teluk Persia menyatakan akan menempatkan perisai rudal di kawasan tersebut. Hillary Clinton dan Saud al-Faisal, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, dalam jumpa pers bersama di Riyadh menyinggung dimulainya evaluasi terkait penempatan perisai pertahanan rudal di negara-negara Teluk Persia.
Kelanjutan dari rencana tersebut, telah dibentuk sebuah komite bersama yang terdiri dari para diplomat dan para ahli keamanan untuk mengevaluasi agenda itu. Jumpa pers itu digelar usai sidang bersama antara Clinton dan para menteri luar negeri dari enam negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC).
Dalam jumpa pers tersebut, Menlu AS mengatakan, militer AS dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk Persia harus membentuk rencana bersama untuk meningkatkan kekuatan militer dan kerjasama di sektor keamanan laut serta menempatkan perisai rudal di kawasan.
Hillary Clinton dalam menjustifikasi perlunya penempatan perisai rudal tersebut kembali mengeluarkan statemen yang tak berdasar dengan mengatakan bahwa Iran adalah ancaman bagi negara-negara di kawasan.