REPUBLIKA.CO.ID, ASTRAKHAN – Seorang politikus oposisi Rusia, Oleg V Shein, melancarkan aksi mogok makan, terkait dugaan kecurangan dalam penghitungan suara. Ia berhasil memenangkan suara di tempat di wilayah dengan penghitungan elektrik, namun kalah di tempat dengan penghitungan manual.
Politikus oposisi ini melancarkan mogok makan selama empat minggu karena memprotes kecurangan dalam penghitungan suara pemilihan Walikota di Rusia Selatan. Namun, Yulia Morozova yang pernah bekerja di sebuah TPS di Rusia mengatakan dia tak mempercayai hasil pemilu. “ Katakanlah tidak cukup jujur,” jawab Morozova seperti dilansir The New York Times, saat ditanya apakah dia sudah melihat sendiri bagaimana surat suara dihitung.
Dalam aksi mogoknya Shein menegaskan, jika hasil tersebut tidak dicurangi ia memiliki modal untuk menjadi walikota di Selatan Rusia. Di daerah tersebut terdapat delta Sungai Volga yang paling dikenal sebagai salah satu pemasok utama kaviar di dunia.
Namun, sepertinya masyarakat hanya sedikit yang prihatin dengan penderitaan Shein. Ketidakpedulian mesyarakat menimbulkan tantangan besar bagi para aktivis antipemerintah dari Moskow untuk mencari dukungan. Mereka akan menggunakan kasus ini untuk membangun momentum yang lebih luas guna reformasi politik.
Salah seorang warga, Aleksandr Kulbatsky (45 tahun), mengatakan ia memilih untuk mempercayai Shein. Namun ia mengatakan tidak menghadiri rapat untuk protes dan tidak berniat melakukannya. "Saya bekerja dan saya tidak punya waktu untuk ini. Saya pikir dia akan menjadi wali kota, saya yakin pemilu tidak adil,” ujar Kulbatsky seperti dilansir The New York Times, Jumat (13/4).
Menurut penghitungan resmi, Mikhail Stolyarov, anggota Vladimir V Putin dari Partai Rusia Bersatu, memenangkan 60 persen suara, sementara Shein memenangkan sekitar 30 persen. Shein mengatakan, ia telah memenangkan mayoritas di tempat-tempat pemungutan suara yang menggunakan sistem penghitungan baru elektronik, tapi sangat kalah di wilayah yang dihitung manual.