REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Pakistan menolak laporan oposisi Arab Saudi terkait proyek pipa gas Iran-Pakistan (IP). Islamabad menegaskan tak akan mentoleransi setiap tekanan asing terhadap rencana tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Pakistan di Islamabad mengatakan negaranya bertekad menyelesaikan proyek pipa multi-miliar dolar dengan Iran dan tak akan mentolenransi tekanan luar negeri. Arab Saudi sebagai sekutu kunci Amerika Serikat menyatakan, menentang proyek pipa gas IP dan mengirim pesan ke Islamabad.
Mereka menawarkan ‘paket alternatif’ untuk memenuhi kebutuhan energi di Pakistan. Arab Saudi berharap dengan begitu Pakistan akan meninggalkan proyek tersebut. AS telah menunjukan oposisi yang kuat terkait proyek ini. Bahkan sebuah artikel di Herald Tribune Internasional menuliskan, Washington sedang mencoba menarik Islamabad menjauhi proyek tersebut dengan menawarkan gas murah ke Negara tersebut.
Sumber-sumber diplomatik yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, Arab Saudi telah meminta Pakistan untuk mempertimbangkan kembali keputusannya melakukan kerja sama energi dengan Iran. Kerja sama tersebut meliputi pembangunan pipa gas IP dan pembelian listrik dan minyak dari Teheran. Arab Saudi terus menawarkan pinjaman untuk pembangunan fasilitas minyak baru guna menyelamatkan Negara tersebut dari krisis keuangan dan energi.
Juru bicara Pakistan lebih lanjut menambahkan bahwa Rusia justru menawarkan bantuan keuangan untuk menyelesaikan proyek pipa gas IP. Pada 28 Maret lalu Sekertaris Petroleum Pakistan Ijaz Chaudry mengatakan, sebuah perusahaan Rusia menunjukan minat dalam investasi proyek pipa gas IP yang diperkirakan memakan biaya sebesar 1,5 miliar US dolar.