REPUBLIKA.CO.ID, MANILA---Pemerintah Filipina telah menurunkan status siaga merah ke biru di bagian negara itu setelah peluncuran roket yang gagal oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), kata Dewan Pengelolaan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina (NDRRMC).
Direktur Eksekutif NDRRMC Benito Ramos mengatakan larangan tidak ada penerbangan, perlayaran dan zona kebijakan perikanan pemerintah di pesisir timur Luzon juga telah dicabut.
Semua responden kami, Kantor Pertahanan Sipil di bagian utara negara dan Daerah Kotapraja Cordillera, semua kelompok kerja teknis kami, separoh dari pasukan kita masih ada, kata Ramos.
Filipina mengumumkan pada awal April bahwa mereka akan menerapkan "zona larangan terbang" di atas tempat di sepanjang jalur yang mungkin dilalui satelit yang akan diluncurkan oleh Korea Utara.
Para pemantau mengatakan, peluncuran roket jarak jauh Korea Utara jatuh ke laut setelah terbang hanya sekitar satu menit.
Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka membuat pernyataan tak lama setelah Korea Utara menantang meluncurkan roket Unha-3 pada pukul 07.39 waktu setempat. Menteri pertahanan mengatakan peluncuran roket Korea Utara tidak mempengaruhi wilayah Jepang.
Kementerian pertahanan Korea Selatan juga mengatakan, Korea Utara pada Jumat telah meluncurkan roket jarak jauh, tetapi peluncuran itu tampaknya gagal. "Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh pada pukul 07.39 waktu setempat, tetapi gagal dan jatuh di laut," kata seorang juru bicara kementerian pertahanan Korea Selatan.