Jumat 13 Apr 2012 21:33 WIB

Pertumbuhan Cina Melambat, Minyak Asia Turun

Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA---Harga minyak turun di perdagangan Asia, Jumat (13/4), terseret oleh prospek permintaan Cina yang lebih lemah karena data menunjukkan ekonomi negara itu tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir tiga tahun terakhir, kata analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Mei, turun 33 sen menjadi 103,31 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk Mei kehilangan 61 sen menjadi 121,10 dolar AS per barel pada sore hari.

Biro Statistik Nasional (NBS) Cina mengatakan, ekonomi kedua terbesar di dunia itu berkembang 8,1 persen dalam tiga bulan pertama 2012, lebih lambat dari pertumbuhan tahun-ke-tahun 8,9 persen pada kuartal sebelumnya.

Cina adalah pengguna minyak terbesar di dunia dan data pertumbuhan terbaru memperkuat kekhawatiran bahwa selera negara itu untuk minyak mentah dapat melemah karena aktivitas industri melambat.

"Data PDB lemah telah menyebabkan harga mundur segera, bersama dengan komoditas lain," Justin Harper, ahli strategi pasar di IG Markets Singapura mengatakan kepada AFP.

Pertumbuhan tahunan Cina melambat menjadi 9,2 persen tahun lalu dari 10,4 persen pada 2010, karena turbulensi di Eropa dan Amerika Serikat memukul ekonomi yang didorong ekspor.

Pemerintah mengatakan pada Maret, pihaknya telah menurunkan target pertumbuhan ekonominya menjadi 7,5 persen untuk tahun ini, dalam pengakuan resmi bahwa ekonomi sedang melambat.

Penurunan harga minyak terjadi meski pasar saham regional meningkat, yang diberi beberapa dukungan oleh berita kegagalan Korea Utara meluncurkan sebuah roket ke orbitnya.

Roket Pyongyang meledak di udara sebelum percikannya turun di Laut Kuning, Korea Selatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement