REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jumlah perempuan penderita kanker paru-paru di Inggris mengalami peningkatan. Data lembaga amal Cancer Research UK menunjukkan, lebih dari 18 ribu perempuan di Inggris didiagnosa kanker pada 2009.
Pada 1975, jumlah perempuan penderita kanker kurang dari 8 ribu orang. Lembaga tersebut mengatakan, peningkatan jumlah tersebut merefleksikan pola merokok dalam dua hingga tiga dekade. Kebiasaan merokok di kalangan perempuan mulai lazim dilakukan sejak 1960-an.
Meskipun angka tersebut turun 20 persen karena munculnya kesadaran akan bahaya merokok tetapi dampak dari kebiasaan tersebut terlihat hingga kini. Direktur Pengawasan Tembakau dari Cancer Research UK mengatakan, angka tersebut menggarisbawahi dampak mematikan dari tembakau.
"Terus meningkatnya kanker paru-paru pada perempuan menunjukkan tingginya jumlah perokok perempuan beberapa dekade silam," ujarnya kepada AFP, Jumat (13/4).
Ia menambahkan, meski iklan tembakau sudah tidak ditayangkan di televisi di Inggris sejak 1965, tapi hal tersebut tidak menghentikan peredaran tembakau. Teknik marketing yang baru dan moderen mampu menggoda ribuan orang merokok dan kecanduan.
Pada 2009 terdapat 39 kasus kanker paru-paru dari setiap 100 ribu perempuan di Inggris. Sedangkan pada 1975, jumlahnya 22 kasus per 100 ribu perempuan.
Tingkat kanker paru-paru pada pria menurun menjadi 58,8 kasus per 100 ribu orang. Bandingkan pada 1975 dimana jumlahnya 110 kasus per 100 ribu orang.
Lebih dari 65 persen laki-laki merokok selama Perang Dunia II dan selama 1940-an. Imbasnya terasa 30 tahun kemudian dimana jumlah penderita kanker paru-paru mencapai tingkat tertinggi.
Jumlah kematian akibat kanker paru-paru di Inggris mencapai 35 ribu kasus pertahun. Pada 2010, 19.410 laki-laki dan 15.449 perempuan meninggal akibat penyakit ini.