Sabtu 14 Apr 2012 07:12 WIB

Diserang Orang Bersenjata, Tujuh Peziarah Tewas

Seorang warga Syiah sedang melintas/ilustrasi
Foto: AP
Seorang warga Syiah sedang melintas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD---Tujuh peziarah Syiah tewas dalam serangan orang-orang bersenjata di Irak, Jumat, kata polisi dan sumber rumah sakit.

 

Menurut satu sumber kepolisian, dua mobil menghadang sebuah bus yang membawa peziarah dari Baghdad menuju tempat suci Syiah di kota wilayah utara Samarra yang berpenduduk mayoritas Sunni.

Sekitar tujuh orang bersenjata memberondongkan tembakan yang menewaskan lima peziarah dan mencederai enam orang dalam serangan itu, yang terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat (pukul 09.00 WIB) di dekat Tarmiya, 25 kilometer sebelah utara Baghdad, katanya.

Pemboman tempat suci berkubah emas Askari di Samarra pada 2006 menyulut kekerasan sektarian dua tahun yang mendorong Irak ke ambang perang saudara.

Serangan kedua pada Jumat terjadi pukul 07.30 (pukul 11.30 WIB) di daerah pinggiran selatan Baghdad, ketika orang-orang bersenjata membunuh dua peziarah Syiah yang sedang dalam perjalanan menuju tempat suci Syiah Kerbala di Irak selatan. Enam orang lain cedera, kata polisi dan sumber rumah sakit.

Rabu, serangan militan terhadap keluarga Syiah di Baquba menewaskan lima orang. Pemboman itu dilakukan setelah penyebaran selebaran yang isinya meminta warga Syiah meninggalkan daerah itu atau dibunuh.

Dalam insiden lain Kamis, sejumlah orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan dengan senapan Kalashnikov dan senjata mesin ke arah patroli polisi di Irak utara, menewaskan dua polisi dan tiga warga sipil serta mencederai enam orang.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan puluhan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan di Samarra, Ramadi, Baiji dan Qaim, banyak dari mereka membawa spanduk mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

Para pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada Senin (19/12) setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pada jumpa pers, pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.

Surat perintah penangkapan itu ditandatangani oleh lima hakim, kata Daham. Sedikitnya 13 pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan terakhir, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.

Presiden wilayah otonomi Kurdi Irak Massud Barzani menyerukan perundingan darurat untuk mencegah runtuhnya pemerintah persatuan nasional, dengan memperingatkan bahwa "keadaan sedang mengarah ke krisis yang dalam".

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement