REPUBLIKA.CO.ID, BISSAU---Para pemimpin kudeta militer di Guinea-Bissau menetapkan persyaratan mereka bagi "pemerintah persatuan", sehari setelah merebut kekuasaan atas ibu kota negeri itu dan menangkap perdana menteri serta presiden sementara.
Dan di dalam satu pernyataan yang disiarkan Jumat malam, mereka mengatakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Antonio Indjai juga telah didepak.
Kepala staf Angkatan Darat sebelumnya bertemu dengan para pemimpin politik, dan memberi tahu mereka agar mempertimbangkan apa yang mereka sebut "pemerintah persatuan nasional". Di dalam "pemerintah persatuan" tersebut, para pemimpin kudeta akan menguasai kementerian pertahanan dan dalam negeri.
"Tentara memberi tahu kami ... agar memikirkan pemerintah persatuan nasional dan susunannya," kata seorang pemimpin partai, yang tak ingin disebutkan identitasnya.
"Di dalam pemerintah ini, jabatan kementerian pertahanan dan dalam negeri akan langsung berada di bawah kendali mereka," kata politikus tersebut.
Persyaratan itu dikonfirmasi oleh satu orang lagi yang menghadiri pertemuan tersebut, yang diadakan secara tertutup di bekas markas militer di pinggiran selatan Bissau, dan berlangsung selama lebih dari satu jam.
Jenderal Indjai termasuk di antara mereka yang menghadiri pertemuan itu, kata mereka. Yang juga hadir adalah Wakil Kepala Staf Jenderal Mamadu Ture Kuruma, kepala Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut, juru bicara Angkatan Darat dan empat kolonel.
Semua partai politik utama mengirim wakil ke pertemuan itu, tapi tak ada seorang pun wakil dari apa yang sampai Kamis malam (12/4) menjadi kelompok yang berkuasa, Partai Afrika bagi Kemerdekaan Guinea-Bissau dan Cape Verde (PAIGC).
Perdana menteri terguling Carlos Gomes Junior, yang jadi favorit dalam babak kedua pemilihan presiden --yang ditetapkan pada April, ditahan dalam satu serangan militer dengan menggunakan granat berpeluncur roket terhadap kediamannya, Kamis malam.
Militer juga menangkap presiden sementara Raimundo Pereira. "Angkatan Darat mengkonfirmasi telah mendepak presiden sementara Raimundo Pereira, perdana menteri Carlos Gomes Junior, dan kepala staf Angkatan Darat Jenderal Antonio Indjai," demikian isi pernyataan dari "komando militer", yang berkuasa, Jumat.
"Ketiganya selamat dan sehat-sehat saja dan berada di bawah kekuasaan militer," tambahnya.
Gomes telah meraih 49 persen suara pada babak pertama pemungutan suara pada 18 Maret dan kampanye untuk babak kedua dijadwalkan dimulai Jumat.
Namun Kamis malam, tentara dengan bersenjatakan granat berpeluncur roket dan senapan Kalashnikov melancarkan aksi mereka. Baku tembak dan raungan sirene ambulans berkumandang di seluruh kota yang terjerumus ke dalam kegelapan karena listrik padam.
Satu sumber militer mengatakan perdana menteri yang ditangkap itu telah dibawa ke markas Angkatan Darat di San Vincente, 45 kilometer di sebelah utara ibu kota negeri tersebut. Namun, keberadaan presiden Guinea-Bissau masih belum diketahui.