REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kapal-kapal nelayan Cina yang terlibat dalam sengketa dengan Filipina telah meninggalkan beting yang disengketakan di Laut China Selatan, meninggalkan hanya satu kapal Beijing di wilayah tersebut, kata pejabat Filipina Sabtu.
Delapan kapal nelayan bersama dengan satu kapal pengintai maritim China meninggalkan Beting Scarborough yang disengketakan pada Jumat, hanya menyisakan satu kapal maritim China di lokasi itu, kata juru bicara Luar Negeri Raul Hernandez.
"Semua delapan kapal nelayan China telah meninggalkan perairan itu sampai malam kemarin, dan hanya ada satu kapal China (pemerintahan sipil) di sana," katanya kepada AFP.
Hernandez mengatakan keberangkatan kapal China bukan bagian dari perjanjian dengan China, dan bahwa kedua negara masih berusaha untuk menyelesaikan kebuntuan melalui saluran diplomatik.
Kepala pasukan militer Filipina di wilayah itu, Letnan Jenderal Anthony Alcantara mengatakan kepada stasiun radio DZBB bahwa Filipina mengirim kapal penjaga pantai untuk mengawasi kapal-kapal Cina, juga tetap bersama, sekitar 230 kilometer (140 mil) di barat pulau utama Luzon.
Krisis itu dimulai Minggu ketika Filipina menemukan delapan perahu-perahu nelayan China di daerah tersebut, yang Filipina klaim sebagai wilayahnya.
Satu kapal perang Angkatan Laut Filipina sedang dipersiapkan untuk menangkap kapal-kapal nelayan China itu, tetapi Cina mengirim tiga kapal sipil untuk menghalangi kapal Filipina.
Satu kapal penjaga pantai Filipina kemudian menggantikan kapal angkatan laut itu, tetapi pada Jumat melaporkan bahwa tiga dari delapan kapal nelayan China itu telah meninggalkan kawanan itu.
Sehari kemudian, semua delapan kapal nelayan tersebut ditemukan telah melarikan diri.
Filipina mengatakan, kawanan itu berada di wilayahnya, karena dalam zona ekonomi eksklusif 200-mil laut negara, sebagaimana diakui oleh hukum internasional.
Namun Cina telah bersikeras kawanan itu berada di wilayah China sebagai bagian dari klaim seluruh Laut Cina Selatannya, bahkan hingga perairan pantai negara lainnya.
Selain Filipina dan Cina, Taiwan, Vietnam, Malaysia dan Brunei juga mengklaim semua atau sebagian perairan itu sebagai milik mereka.
Filipina dan Vietnam mengeluh pada tahun-tahun terakhir Cina semakin agresif dalam mengintai klaimnya ke Laut Cina Selatan. Namun sengketa pekan lalu adalah ketegangan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.