REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Ribuan orang mengungsi akibat pertempuran antara pasukan Sudan dan Sudan Selatan di daerah minyak Heglig. Bahkan, pengungsian terjadi sebelum pertempuran dimulai kembali pada pekan ini.
''Sekitar 10.000 orang mengungsi dari desa-desa sekitar Heglig akibat pertempuran baru-baru ini pecah di daerah tersebut,'' tulis buletin mingguan PBB mengutip Komisi Urusan Kemanusiaan Sudan. "Mereka terpencar ke berbagai lokasi termasuk kota Heglig dan daerah-daerah lain.''
Itu mencakup periode 8 April setelah bentrokan senjata awal dimulai pada Maret lalu. Titik bentrokan terjadi di sekitar daerah Heglig yaitu ladang minyak paling penting Sudan yang terletak di perbatasan yang disengketakan.
Selasa lalu pertempuran lebih intensif mulai berkobar kembali. Sudan Selatan melaporkan gempuran-gempuran pesawat ke daerah itu sebelum pasukan daratnya merebut daerah Heglig dari tangan pasukan Sudan.
Sudan berikrar akan membalas dengan segala cara terhadap 'serangan tiga arah'. Serangan tersebut dilakukan pasuan Sudan Selatan. Bentrokan senjata, terburuk sejak Sudan Selatan merdeka Juli lalu setelah perang saudara paling lama di Afrika, telah menyeret dua bekas musuh kembali pada perang.
Heglig adalah wilayah negara bagian Kordofan Selatan, Sudan, di mana pemerintah juga memerangi pemberontak etnik minoritas. Amerika Serikat dan PBB menyeru akses bantuan melalui zona perang Kordofan Selatan untuk mengatasi penderitaan penduduk. Wartawan tidak diizinkan meliput secara bebas di daerah itu.