REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Israel, perundingan Nuklir yang dilakukan beberapa negara seperti, Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Jerman, terhadap Iran bukanlah langkah yang tepat. Sebab, negara Yahudi ini menilai, perundingan nuklir tersebut tak ubahnya hadiah negara 5+1 kepada Iran.
Demikian pendapat yang disampaikan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, Ahad (15/4). Seperti diketahui, keenam negara tersebut melangsungkan pertemuan terkait pengembangan nuklir Iran di Istanbul, Turki.
Dalam pertemuan tersebut, sebenarnya belum memberikan hasil yang berarti terkait kebijakan nuklir Iran. Namun, dikatakan telah mendapatkan perkembangan yang positif. Tanpa menjelaskan maksud dari perkembangan positif tersebut.
Hasil dari pertemuan itu, setelah pertemuan sebelumnya yang sempat lama terhenti, akan kembali dilakukan pada 23 Mei mendatang, di Baghdad, Irak.
Dengan kembali dilakukannya pertemuan itulah, yang oleh Netanyahu dinilai sebagai bentuk memberikan ruang atau waktu kepada Iran. Terlebih, dalam pertemuan keenam negara itu memberikan waktu sekitar lima minggu kepada Iran untuk dapat melakukan pengayaan uranium.
Karena dengan rentang waktu itu, ditambahkan Netanyahu, Iran dapat memproses energi nuklir maupun senjata nuklir bom atom, tanpa sedikitpun batasan. Karena itu, ia menegaskan, bahwa Iran harus terus dan selalu dipaksa untuk segera menghentikan program nuklirnya.