REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN-- Raja Yordania Abdullah II pada Ahad (15/4) memerintahkan untuk membebaskan 19 aktivis politik yang dituduh menghina raja selama demonstrasi pro-reformasi pada bulan Maret lalu.
"Raja mengeluarkan perintah bagi pemerintah untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan sesegera mungkin dalam upaya melepaskan aktivis yang dipenjara," lapor seorang pejabat istana presiden kepada AFP.
Pejabat yang tidak diesbut namanya itu menambahkan, keputusan itu diambil setelah raja bertemu dengan para pemimpin suku Tafileh, yang mendesak raja untuk mengampuni para aktivis. Para aktivis telah dituduh oleh jaksa militer Yordania melakukan hasutan melawan dan menghina raja serta membuat kerusuhan.Beberapa aktivis yang ditahan berasal dari selatan kota Tafileh.
Enam dari aktivis ditangkap pada pertengahan Maret setelah demonstrasi di Tafileh, dan sisanya ditahan setelah demonstrasi di luar kantor perdana menteri di ibukota Amman.
Kelompok oposisi Yordania dan organisasi hak asasi manusia internasional telah berulang kali meminta Amman untuk melepaskan para aktivis politik. Pada bulan Maret, pengadilan membebaskan aktivis 18 tahun setelah tertangkap membakar foto raja saat demonstrasi.
Rakyat Yordania seringkali berunjuk rasa sejak Januari 2011 untuk menuntut reformasi politik dan ekonomi dan mengakhiri korupsi.