Selasa 17 Apr 2012 05:23 WIB

Perundingan Nuklir Iran Picu Tren Penurunan Harga Minyak Dunia

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak bervariasi pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah pembicaraan akhir pekan antara Iran dan kekuatan dunia mengenai program nuklir republik Islam meredakan kekhawatiran atas pasokan minyak mentah, menurut analis.

Di perdagangan New York, harga patokan West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei bertambah 10 sen dari penutupan Jumat menjadi berakhir pada 102,93 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni turun 2,53 dolar AS menjadi berdiri pada 118,68 dolar AS per barel.

Harga minyak turun pada awal perdagangan karena laporan bahwa Iran dan enam negara besar menyelenggarakan pembicaraan "konstruktif" mengenai program nuklir Iran selama akhir pekan, kata analis IG Markets, Justin Harper. "Ini telah membantu mengambil beberapa 'perang premi' keluar harga energi."

Tetapi harga AS lebih ceria segera setelah data kuat penjualan ritel AS untuk Maret, kata para pedagang. Pembicaraan nuklir pada Sabtu antara pejabat dari Iran dan diplomat dari apa yang disebut kelompok P5+1 yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman sebagian besar telah digambarkan sebagai "positif" oleh kedua belah pihak.

"Pembicaraan akhir pekan antara kelompok P5+1 dan Iran menunjukkan bahwa Iran sedang cukup konstruktif menghindari setiap serbuan AS/Israel untuk pertimbangan," kata analis broker PVM, David Hufton, merujuk pada kekhawatiran bahwa Israel dan Amerika Serikat akan meluncurkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Dalam berita minyak lainnya, Argentina mengumumkan pihaknya secara paksa akan merebut 51 persen kepemilikan saham di perusahaan minyak terbesar negara itu, YPF, yang dikendalikan oleh Repsol Spanyol, meskipun ada peringatan dari para pejabat Madrid dan Uni Eropa.

Juga pada Senin, raksasa minyak Rusia Rosneft merinci sebuah aliansi strategis dengan ExxonMobil termasuk perjanjian untuk membuat usaha patungan yang akan mengelola program eksplorasi lepas pantai di Kutub Utara dan Laut Hitam.

"Hari ini Rosneft dan ExxonMobil memasuki proyek-proyek lepas pantai pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kutub Utara Rusia dan wilayah Laut Hitam, yang rumah bagi sumber daya dasar hidrokarbon terbesar di dunia," kata Presiden Rosneft Eduard Khudainatov.

Anak perusahaan Rosneft juga akan mendapatkan saham 30 persen di proyek ExxonMobil di Texas Barat, Teluk Meksiko AS dan Kanada, kata pernyataan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement