REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Amerika Serikat (AS) bersiap melakukan serangan balasan secara besar-besaran kepada Taliban atas penyerangan para gerilyawan ke Ibukota Kabul, Ahad (15/4) lalu. Pimpinan militer AS mengharapkan serangan ini akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang.
Serangan besar ini juga dimungkinkan sebagai 'hadiah' terakhir kepada Taliban sebelum penarikan awal sebagian pasukan Pakta Pertahanan Atlatik Utara (NATO) dan AS akhir tahun ini. "Serangan ini akan membuat musim panas yang sangat sibuk bagi AS dan pasukan NATO di Afganistan," kata Pimpinan Militer AS untuk NATO, Jenderal John Allen, yang dilansir dari Associated Press, Senin (16/4).
NATO di Afganistan berada di bawah komando AS, juga akan melakukan operasi yang di provinsi timur Afganistan, Paktika. Paktia dianggap wilayah rute utama Taliban untuk menyusup ke ibukota Kabul dari wilayah Pakistan.
Austalia lewat Perdana Menterinya Julia Gillard memastikan akan menarik pasukannya lebih awal dari jadwal sebelumnya akhir 2013. Gillard memastikan Australia akan menarik pasukan setahun lebih awal, atau pada akhir tahun ini.
Hingga September mendatang, diperkirakan pasukan koalisi yang dipimpin AS mungkin tidak memiliki cukup pasukan di lapangan. Terutama untuk melakukan operasi skala besar, AS dan NATO akan semakin bergantung pada pasukan keamanan dari Afghanistan untuk mengamankan negaranya.