Selasa 17 Apr 2012 10:02 WIB

Meski Iran Berunding, AS Ogah Longgarkan Sanksi

Delegasi Iran bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Cina dan Inggris plus Jerman di  Istanbul Turki, membahas program nuklirnya.
Foto: Reuters
Delegasi Iran bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Cina dan Inggris plus Jerman di Istanbul Turki, membahas program nuklirnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat, Senin (16/4), berikrar takkan meredakan sanksinya atas Iran/ Sikap itu ditegaskan kendati Washington memandang pembicaraan nuklir Iran yang diadakan di Istanbul sebagai langkah pertama yang "baik, positif".

AS juga kembali menyampaikan seruannya agar Teheran melakukan langkah nyata guna menangani keprihatinan sehubungan dengan program nuklirnya. "Kami mengatakan kami ingin melihat Iran datang dengan usul nyata untuk bergerak maju dan seandainya itu terjadi, kami akan melihat banyak cara untuk menanggapi. Namun kami memandang ini sebagai langkah pertama yang baik dan positif," kata wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner.

Kendati ada awal yang positif, juru bicara tersebut membantah AS akan meredakan sanksi atas Iran. "Sanksi akan tetap berlaku, tak seorang pun berbicara mengenai sanksi akan diubah atau dibatalkan sama sekali," katanya.

AS menduga pembicaraan Istanbul akan jadi awal "proses yang berkesinambungan", dan sudah menanti pertemuan kedua yang dijadwalkan diselenggarakan pada Mei di Baghdad, Irak, kata Toner.

Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB --Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Cina dan Inggris-- ditambah Jerman (P5+1), Sabtu (14/4), mengakhiri pembicaraan mengenai program nuklir Iran di Istanbul, Turki. Kedua pihak menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai positif dan sepakat untuk bertemu lagi di Baghdad pada 23 Mei.

Toner, sebagaimana dilaporkan Xinhua mengatakan AS telah menjelaskan sasaran akhirnya ialah membuat Iran "melakukan langkah nyata yang tentu saja menangani keprihatinan masyarakat internasional mengenai program nuklirnya".

Saat merujuk kepada sanksi internasional pimpinan AS yang melumpuhkan dan dijatuhkan atas Iran, Toner mengatakan ia percaya Iran memiliki "banyak alasan untuk terlibat secara konstruktif dan hadir di meja dengan usul nyata".

Kendati Iran berkeras program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, negara Barat, yang dipimpin AS, menduga Iran berusaha membuat senjata nuklir. Mereka telah mengancam akan menggunakan kekuatan guna mencegah Iran melintasi jalur nuklir.

Meskipun mengakui proses perundingan akan memerlukan waktu, Toner menegaskan sangat mendesak untuk menyelesaikan krisis nuklir Iran melalui pembicaraan damai.

Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton "telah bersikap sangat jelas  bahwa masih ada waktu bagi diplomasi tapi ada kondisi mendesak di sini", kata Toner.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement