REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA-- Pemerintah Turki menugaskan unit kepolisian untuk melindungi buronan Irak Wakil Presiden Tariq al-Hashemi dan keluarganya yang mengunjungi Turki. Hashemi mengatakan ia meminta perlindungan pada Ankara karena telah menerima ancaman pembunuhan.
Hashemi yang dituduh menjalankan serangkaian tindak terorisme di Irak, tiba di Turki pada 10 April lalu setelah mengunjungi Qatar dan Arab Saudi. Kali ini ia mendarat di ‘halte’ ketiga yang disebutnya sebagai ‘kunjungan resmi’ ke negara-negara regional. Hashemi telah bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan membahas perkembangan di Irak. Hashemi juga meminta dukungan politik Ankara.
Menurut laporan, Turki menurunkan sebuah tim berisi 17 personil kepolisian dan lima mobil untuk menjaga Hashemi dan keluarganya. Setelah sebelumnya Hashemi mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu.
Sebelumnya Hashemi meminta suaka pada pemerintah Yordania, namun tak mendapat tanggapan.
Menurut sumber lain dari kantor Hashemi mengatakan, Hashemi akan kembali ke wilayah Kurdistan tempat ia selama ini bersembunyi dari tuduhan terorisme. Pemerintah Irak telah berulang kali meminta negara lain untuk tidak menerima Hashemi, terutama karena ia menyandang jabatan wakil presiden.
Baghdad terus menuntut agar pemerintah Kurdistan mengadili Hashemi atas sedikitnya 150 tuduhan telah menjalankan aksi teror di Irak. Namun Kurdistan menolak membantu Irak mengadili Hashemi. Hashemi dituduh terlibat serangan bom kepada para pejabat Irak selama beberapa tahun terakhir.