REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Tiga janda Usamah bin Ladin dan sembilan anaknya dijadwalkan akan dideportasi ke Arab Saudi, Senin (16/4) malam. Itu dilakukan setelah hampir setahun setelah pasukan Navy SEAL Amerika Serikat (AS) menyerang kediaman dan menewaskan pimpinan Al-Qaidah itu di sebuah kompleks di barat laut Pakistan. Namun, deportasi itu hingga saat ini belum juga dilakukan, karena masalah dokumen.
Keluarga bin Ladin yang ditahan pemerintah Pakistan dituduh masuk secara ilegal ke negara tersebut. Mereka divonis pada 2 April dan dijatuhi hukuman 45 hari penjara. Penjara yang mereka maksud adalah sebuah rumah yang di jaga ketat di Islamabad.
Beberapa pihak berspekulasi bahwa Pakistan khawatir informasi dari para janda itu bakal menunjukkan adanya bantuan resmi dalam persembunyian bin Ladin. Sebab bin Ladin sempat tinggal di Abbotad selama enam tahun. Tempat itu hanya satu kilometer jauhnya dari salah satu akademi militer utama Pakistan.
Pemerintah Pakistan membantah mengetahui keberadaan bin Ladin dan AS juga tak memiliki bukti adanya pejabat senior Pakistan yang mengetahui keberadaan bin Ladin di Abbottabad. Tapi rincian yang bocor ke media mengatakan, dari interogasi terhadap salah satu janda bin Ladin, tetap menimbulkan pertanyaan mengapa mereka bisa tinggal di satu negara dalam waktu begitu lama tanpa diketahui.
Namun ada juga spekulasi yang mengatakan pemerintah Pakistan kesulitan mencari tahu di mana mereka akan mendeportasi para janda itu. Sebab dua dari para janda bin Ladin berasal dari Arab Saudi, sementara yang ketiga berasal dari Yaman.
Arab Saudi telah mencopot kewarganegaraan bin Ladin pada 1994, karena serangan lisannya terhadap keluarga kerajaan. Masalah ini memunculkan pertanyaan, apakah Arab Saudi bakal menerima para janda bin Ladin. Para pejabat Arab Saudi menolak memberikan komentar mengenai hal ini.
Pengacara keluarga bin Ladin, Muhammad Amir Khalil, mengatakan keluarga bin Ladin dijadwalkan terbang ke Arab Saudi pada Senin malam. Namun, hingga kini, katanya seperti dilansir AP, deportasi belum dilakukan.
Seorang pejabat Pakistan menunjukan penundaan terkait masalah dokumen. Tidak jelas berapa lama penundaan akan berlangsung. Tidak jelas juga mengapa istri ketiga bin laden tidak dideportasi ke Yaman. Khalil mengatakan, sebelumnya pemerintah Yaman telah setuju untuk mengembalikan istri ketiga bin Ladin pada kakaknya, Zakaria al-Sada.