Rabu 18 Apr 2012 14:56 WIB

Korut akan Abaikan Sanksi AS dan PBB

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga Korsel  melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.
Foto: Lee Jin-man/AP
Warga Korsel melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mengatakan kini tidak lagi tunduk terhadap kesepakatan yang mereka buat dengan AS, Selasa (17/4) dan akan melanjutkan program peluncuran roket satelitnya.

Kantor berita KCNA, yang mengaku mendapatkan informasi dari pejabat kementerian luar negeri, mengatakan Korut juga tak menanggapi pernyataan presidensial terbaru Dewan Keamanan (DK) PBB yang mengutuk peluncuran satelit mereka. Bagi Korut, kata pejabat itu, program eksplorasi luar angkasa itu adalah demi tujuan damai.

Kementerian Luar Negeri Korut menilai pernyataan dari kantor PBB tidak masuk akal, karena Korut memiliki hak untuk mengembangkan program luar angkasa sipil.

"Perdamaian sangat penting bagi kami tapi martabat dan kedaulatan negara adalah yang terpenting bagi kami," ujar kementerian, Selasa (17/4).

Perjanjian AS-Korut pada 29 Februari lalu berisi persetujuan Negeri Ginseng menunda uji coba nuklir, peluncuran rudal jarak jauh dan mengizinkan pengawas nuklir internasional melakukan inspeksi.  Sebagai kompensasi, AS akan memberikan bantuan 240 ribu ton bantuan pangan.

Bulan lalu, Korut mengumumkan akan meluncurkan satelit pada 12-16 April untuk memperingati 100 tahun kelahiran pendirinya Kim Il Sung. Jumat pekan lalu, Korut mengonfirmasi satelitnya gagal memasuki orbit dan jatuh di Laut Kuning hanya dua menit setelah diluncurkan. 

AS sejak lama menentang peluncuran tersebut. AS menganggap peluncuran tersebut hanya kedok atas uji coba rudal jarak jauh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement