Rabu 18 Apr 2012 19:06 WIB

Gillard Desak Negara Lain Ikuti Australia Keluar dari Afghanistan

Julia Gillard
Foto: TST
Julia Gillard

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA - Australia mulai menarik tentara dari Afghanistan pada tahun ini dan mengharapkan semua pasukan asing di sana memainkan peran pendukung untuk pasukan Afghanistan pada tengah 2013, kata Perdana Menteri Julia Gillard pada Selasa (18/4) .

Gillard akan membawa jadwal penarikan pasukan Australia setahun sebelum yang direncanakan itu ke pertemuan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO tentang Afghanistan di Chicago pada Mei.

"Saya sekarang yakin bahwa Chicago akan mengakui tengah 2013 sebagai tonggak penting siasat antarbangsa," kata Gillard dalam pidato di Lembaga Kebijakan Strategis Australia di Canberra. "Adalah titik penting ketika pasukan asing beralih ke peran pendukung di seluruh Afghanistan," katanya.

Sebagian besar pasukan tempur asing dijadwalkan keluar dari Afghanistan pada akhir 2014 dan Australia diharapkan menarik diri pada waktu itu juga.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan pemimpin lain NATO diperkirakan menentukan rencana penarikan lebih jelas Barat di pertemuan Chicago itu dan menggariskan langkah untuk memastikan Afghanistan tidak jatuh ke perang saudara ketika pasukan asing pulang.

Gillard menolak saran jadwal lebih cepat itu didorong Obama dan keinginannya merencanakan penarikan tersebut diselesaikan sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada November, dengan mengatakan itu bergantung pada kemajuan, yang disepakati Afghanistan dan pasukan asing.

Serangan besar di Kabul oleh Taliban pada pekan ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah pasukan Afghanistan dapat mengendalikan keamanan setelah pasukan asing mundur.

Juru bicara pasukan Afghanistan NATO menyatakan anggotanya menyusun rencana menyerahkan tanggung jawab keamanan ke pasukan Afghanistan dan pengumuman Gillard akan diperhitungkan.

"Kami berada pada tahap semua bangsa membahas rencana dan peran mereka dalam peralihan," kata juru bicara Brigadir Jenderal Carsten Jacobson kepada kantor berita Inggris Reuters. "Itu akan secara hati-hati diatur dengan pemerintah Australia," kata Jacobson, "Itu tidak di luar dari yang kami semua lakukan," ujarnya.

Jumlah tentara Amerika Serikat sekitar 90.000 dari 130.000 serdadu pimpinan NATO. Prancis memiliki 3.600 tentara di Afghanistan dan Inggris 9.500. Australia memiliki sekitar 1.550 tentara.

Pejabat tinggi pertahanan Amerika Serikat kepada wartawan mengatakan bahwa tanggapan Gillard disalahtafsirkan. "Australia tetap berpegang pada rencana perang. Australia akan melewati peralihan seperti yang direncanakan," kata pejabat itu dengan syarat tak dikenali.

Ia menyatakan Australia akan memberikan beberapa tingkat pelatihan bagi tentara dan pasukan khusus Afghanistan hingga 2014. Jacobson menyatakan 2013 akan menentukan bagi peralihan Afghanistan dan tujuannya adalah pasukan Afghanistan mengambil alih tanggung jawab keamanan di seluruh negara itu pada akhir tahun tersebut.

Gillard menyatakan mengharapkan Presiden Hamid Karzai mengumumkan peralihan itu dalam beberapa bulan mendatang dan perlu 12-18 bulan untuk menyelesaikan penarikan tersebut. Australia di temu puncak Chicago itu akan berpendapat tentang dukungan luas dan hakiki asing di Afghanistan, kata Gillard.

"Saya akan ke Chicago menyiapkan Australia membayar adil saham kami. Australia juga akan siap memberikan pelatihan kepada pasukan keamanan negara Afghanistan setelah 2014," katanya.

Lebih dari 10 tahun setelah pemerintah Taliban digulingkan sesudah serangan 11 September pada 2001, pemerintah Amerika Serikat menetapkan penarikan sebagian besar pasukannya pada akhir 2014, hanya menyisakan kekuatan kecil untuk 'menasihati' pasukan Afghanistan dan melakukan serangan tersasar terhadap gerilyawan.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang menghadapi kampanye sulit untuk terpilih kembali, mengumumkan akan menarik pasukan Prancis keluar dari Afghanistan pada akhir 2013.

Dengan 32 tentara Australia tewas dan ratusan lagi luka, pemerintah Australia berada di bawah tekanan meningkat untuk menarik pasukannya dan menghadapi pemilihan umum pada tahun depan, dengan Gillard diperkirakan kalah.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement