REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran menyatakan telah menangkap lebih dari 15 warga negara Iran dan warga asing karena dicurigai menjadi mata-mata Israel. Berdasar laporan kantor berita resmi Iran, 15 tersangka mata-mata ini berupaya menjalankan plot sabotase dan pembunuhan.
IRNA menyebut kelompok tersebut sedang merencanakan pembunuhan terhadap satu ahli nuklir Iran dan menyabotase infrastruktur negara. Kelompok tersebut, menurut IRNA, memanfaatkan misi diplomatik Israel di negara-negara Barat untuk menyusun rencananya. Pada tahun-tahun lalu, sejumlah pakar nuklir Iran dibunuh dan diduga ulah intelijen Israel.
Namun laporan tak menyebut jelas asal dan kebangsaan warga asing yang ditangkap. Intelijen Iran menyatakan juga menemukan basis agen mata-mata Israel, Mossad, di negara tetangga.
Terkait penangkapan tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel memilih menolak berkomentar.
Bulan Februari lalu, pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa Israel terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir yang terlibat dalam program nuklir Iran. Keterlibatan Israel itu melalui pemberian sejumlah dana dan pelatihan bagi organisasi Rakyat Mujahidin Iran (MEK).
Pernyataan Amerika Serikat tersebut didukung oleh Iran yang sejak lama meyakini keterlibatan intelijen Israel Mossad dalam pembunuhan ahli nuklirnya. Pada 11 Januari lalu, ahli nuklir Iran bernama Mostafa Ahmadi Roshan tewas dalam ledakan bom di Kota Teheran.